KOMPAS.com - Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim).
Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada Minggu (4/12/2022) pukul 02.46 WIB.
Gunung Semeru memuntahkan abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan, setinggi kurang lebih 1,5 km di atas puncak.
Baca juga: Semeru Kembali Erupsi Hari Ini, Warga Diminta Waspadai Luncuran Awan Panas
Erupsi gunung Semeru kali ini bertepatan dengan satu tahun bencana erupsi Semeru.
Saat itu, seperti dikutip Kompas.com (5/12/2021), awan panas guguran (APG) terpantau meluncur dari puncak Semeru pada 4 Desember 2021 pukul 15.20 WIB.
Sebagai gunung berapi aktif, Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi yang terekam sejak 1818.
Baca juga: Update, Status Gunung Semeru Naik Jadi Awas, Ini Informasinya...
Berikut catatan letusan gunung Semeru dari tahun ke tahun:
Dikutip dari laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), letusan gunung Semeru yang terekam pertama kali adalah pada 1818, tepatnya pada 8 November 1818.
Namun, rentang waktu 1818-1913, tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.
Hingga pada 1941-1942, mulai terekam aktivitas vulkanik Semeru dengan durasi panjang.
Menurut PVMBG, lelehan lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942. Kala itu, letusan Semeru mencapai lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400-1.775 meter.
Bahkan, material vulkanik akibat erupsi gunung Semeru sampai menimbun pos pengairan Bantengan.
Baca juga: Viral, Video Fenomena Cahaya Merah di Gunung Semeru, Ini Kata PVMBG
Aktivitas vulkanik gunung Semeru tercatat terjadi secara beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955-1957, 1958, 1959, dan 1960.
Sebagai gunung berapi aktif, erupsi Semeru tidak berhenti sampai di sana. Pada 1 Desember 1977, terjadi guguran lava yang menghasilkan APG dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar.
Saat itu, volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta m3. Awan panas juga turut serta mengarah ke wilayah Besuk Kobokan.
Catatan PVMBG, aktivitas vulkanik terus berlanjut pada 1978 sampai 1989. PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.
Pada 2 Februari 1994, tercatat ada sembilan kali letusan gunung Semeru. Aktivitas vulkanik ini mengakibatkan munculnya asap putih tebal dengan ketinggian mencapai 50 meter.
Baca juga: INFOGRAFIK: Catatan Erupsi Gunung Semeru
PVMBG juga mencatat erupsi pada 23 Desember 2002, yakni delapan kali letusan dalam sehari serta guguran lava pijar pascaerupsi yang memasuki bagian hulu Besuk Kembar sejauh 250 meter.
Pada 20 Januari 2004 terjadi awan panas yang masuk ke Besuk Bang sejauh 2.500 meter.
Kemudian, pada 7 Oktober 2004, kembali terjadi luncuran awan panas dengan jarak 1.000 meter ke Besuk Bang.
Pada 2005, gunung Semeru menunjukkan aktivitas vulkanik dengan luncuran awan panas yang masuk ke Besuk Bang sejauh 1.000-2.500 meter.
Pada 2008, gunung Semeru beberapa kali kembali mengalami erupsi, yakni pada rentang 15-22 Mei 2008.
Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.
Baca juga: 5 Gunung Berapi Bawah Laut di Dunia
Hingga pada 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, gunung Semeru kembali mengalami erupsi yang diikuti guguran awan panas mencapai 2-11 km dari puncak.
Erupsi gunung Semeru pada 2021 bermula dari 16 Januari sekitar pukul 17.24 WIB.
Menurut laporan pengamatan visual sementara, tampak asap meluncur ke arah tenggara yang diduga dari kawah Jonggring Kaloko berwarna kelabu pekat.
Adapun jarak luncur APG gunung Semeru kurang lebih sekitar 4,5 km.
Hingga mendekati akhir 2021, gunung Semeru kembali erupsi pada 4 Desember 2021.
Baca juga: Ramai soal Bintang Berjajar Melintas di Langit Gunung Semeru, Ini Kata BRIN
Diberitakan Antara, Minggu (4/12/2022), PVMBG menaikkan status gunung Semeru dari Level 3 atau Siaga menjadi Level 4 atau Awas.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan pun meminta, agar tidak ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak, serta sektoral arah tenggara yaitu Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 19 km dari puncak.
Menurut Hendra, situasi saat ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Semeru masih sangat tinggi.
"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di gunung Semeru," ujar Hendra di Jakarta, Minggu (4/12/2022).
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Mengapa Banyak Warga Selfie di Lokasi Bencana?