Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Sebut Jokowi Layak Jadi Sekjen PBB, Seberapa Besar Peluangnya?

Kompas.com - 15/11/2022, 20:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Said Abdullah menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak menduduki jabatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) setelah lengser dari jabatannya.

Pernyataan itu muncul menanggapi ucapan Jokowi yang menyebut akan fokus pada sektor lingkungan hidup setelah tak lagi menjadi presiden.

Diketahui, masa jabatan Jokowi akan habis pada 20 Oktober 2024 atau dua tahun lagi.

"Karena legacy yang luar biasa, maka layak mantan Presiden Jokowi berhenti atau 20 Oktober itu layak dijadikan Sekjen PBB," kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/11/2022).

Baca juga: Diminta Promosikan IKN ke Dunia oleh Jokowi, Siapa Tony Blair?

Lantas, apakah mungkin Jokowi bisa menjadi Sekjen PBB?

Sekjen PBB merupakan jabatan politik

Dosen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhadi Sugiono mengatakan, Sekjen PBB merupakan jabatan politik di tingkat internasional.

Karena PBB merupakan perwakilan dari negara-negara, maka ia menyebut seorang Sekjen PBB harus bisa diterima oleh semua anggotanya, khususnya negara besar.

"Dilihat dari sisi itu, tentu saja dengan posisi kita saat ini, (Jokowi) bisa saja (jadi Sekjen PBB)," kata Muhadi kepada Kompas.com, Selasa (15/11/2022).

Baca juga: PBB dan Kontroversi soal Ganja...


Baca juga: Sepak Terjang Benny Wenda, Disebut Dalang Kerusuhan Papua hingga Datangi Sidang PBB

Akan tetapi, posisi tersebut sejauh ini diisi oleh mereka yang sudah lama berkarier di PBB.

Sekjen PBB saat ini, Antonio Guterres misalnya, ia sebelumnya pernah berkiprah di United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) pada Juni 2005 hingga Desember 2015.

Karena itu, Sekjen PBB tidak terkait dengan posisi suatu negara, melainkan lebih pada personalitas.

"Personalitas itu juga harus ditunjukkan juga dalam kaitannya dengan konstelasi politik negara-negara besar di sana," jelas dia.

"Karena PBB itu sebagai sebuah lembaga negara yang paling universal dan memberi legitimasi pada kebijakan sebuah negara, maka peran Sekjen PBB sangat penting bagi negara-negara besar," lanjutnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: PBB Didirikan, Bagaimana Awal Mulanya?

Jarang berasal dari negara-negara besar

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri berfoto bersama Sekretaris Jenderal ke-8 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon sebelum acara Jeju Forum for Peace and Prosperity, Korea Selatan, Kamis (15/9/2022).KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri berfoto bersama Sekretaris Jenderal ke-8 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon sebelum acara Jeju Forum for Peace and Prosperity, Korea Selatan, Kamis (15/9/2022).

Dilihat dari sejarahnya, para Sekjen PBB sejauh ini jarang berasal dari negara-negara besar. Bahkan, tidak ada tokoh Amerika Serikat yang pernah menduduki jabatan itu.

Halaman:

Terkini Lainnya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com