Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Rizky Septian
Pegawai Negeri Sipil

Statistisi di Badan Pusat Statistik

Ekonomi Biru untuk Maritim Nasional Berkelanjutan

Kompas.com - 10/11/2022, 11:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMBANGUNAN sering kali hanya terfokus pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Berbagai langkah untuk memperbesar angka Produk Domestik Bruto (PDB) lalu menjadi target utama yang harus dicapai.

Padahal, pembangunan yang baik seyogyanya bersifat multidimensional dalam setiap prosesnya. Salah satu aspek penting yang acap kali luput dari perhatian adalah kelestarian lingkungan.

Pertanyaannya kemudian adalah apakah pembangunan yang selama ini dilakukan sudah membawa perubahan menuju ke arah yang lebih baik, tanpa dampak lingkungan yang merugikan?

Ekonomi biru

Konsep green economy (ekonomi hijau) mungkin familiar di telinga kita. Ekonomi hijau merupakan sebuah konsep pembangunan ekonomi dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, misalnya menjaga tingkat kualitas air dan udara. Upaya menurunkan tingkat kerusakan kawasan hutan termasuk ke dalam konsep ekonomi hijau.

Baca juga: Menilik Kebijakan Riset dan Inovasi dalam Platform Ekonomi Biru, Apakah Masih Sebatas Jargon?

Bagaimana dengan ekonomi biru? Apa makna dan cakupannya? Konsep blue economy (ekonomi biru) pertama kali digagas ekonom Belgia, Gunter Pauli, tahun 2010 melalui bukunya dengan judul yang sama.

Konsep itu dikembangkan untuk menjawab tantangan bahwa proses pembangunan ekonomi yang tengah berlangsung hingga saat ini cenderung eksploitatif dan merusak lingkungan. Alam rusak karena eksploitasi yang berlebihan dan menghasilkan limbah.

Gunter Pauli dalam bukunya berjudul “The Blue Economy - 10 Years - 100 Innovations - 100 Million Jobs” (2013) menyatakan bahwa inti ekonomi biru adalah pembangunan berkelanjutan yang merupakan penguatan dan memperkaya konsep ekonomi hijau.  Semboyannya adalah “Blue Sky - Blue Ocean”. Itu artinya, ekonomi terus tumbuh, rakyat sejahtera, tetapi langit dan lautan tetap biru.

Konsep itu bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada sektor maritim, sekaligus tetap menjamin kelestarian sumber daya serta lingkungan pesisir dan lautan.

Konsep ekonomi biru sejalan dengan konsep ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan difokuskan pada negara-negara berkembang dengan wilayah perairan (laut), yang biasa dikenal dengan Small Island Development States (SIDS).

Ekonomi biru ditujukan untuk mengatasi kelaparan, mengurangi kemiskinan, menciptakan kehidupan laut yang berkelanjutan, mengurangi risiko bencana di daerah pesisir, serta adaptasi terhadap perubahan iklim.

Pada dasarnya, konsep ekonomi biru tidak hanya terbatas pada sektor perikanan dan budidaya air saja, tetapi termasuk dengan sektor pariwisata dan transportasi yang secara fundamental mengandalkan kekuatan maritim.

Namun, untuk mendapatkan gambaran yang cukup terkait potensi ekonomi biru di suatu wilayah, Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor perikanan serta transportasi laut dan sungai bisa digunakan sebagai salah satu proxy.

Potensi ekonomi biru nasional

Dalam publikasi “Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan 2018-2022”, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa subsektor perikanan cenderung mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. PDB riilnya mencapai Rp 58,96 triliun pada triwulan I tahun 2018 dan terus meningkat hingga mencapai Rp 69,57 triliun pada triwulan II tahun 2022.

Subsektor perikanan cenderung berpotensi besar di Indonesia mengingat sumbangsihnya terhadap struktur perekonomian secara keseluruhan mencapai sekitar 2,7 persen setiap triwulannya.

Sejalan dengan subsektor perikanan, subsektor tranpsortasi sungai dan laut juga cenderung mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Pertumbuhannya pada triwulan II tahun 2022 mencapai sekitar 5,18 persen untuk transportasi laut dan 41,18 persen untuk transportasi sungai danau dan penyeberangan (ASDP).

Baca juga: KKP Terapkan 5 Strategi Ekonomi Biru, Maksimalkan Potensi Laut Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Ini Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 19-20 Mei 2024

BMKG: Ini Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 19-20 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Blunder Kemendikbud Ristek soal Respons Kenaikan UKT | Listyo Sigit Jadi Kapolri Terlama Era Jokowi

[POPULER TREN] Blunder Kemendikbud Ristek soal Respons Kenaikan UKT | Listyo Sigit Jadi Kapolri Terlama Era Jokowi

Tren
Google Perkenalkan Fitur AI Overview di Ajang Google I/O 2024, Apa Itu?

Google Perkenalkan Fitur AI Overview di Ajang Google I/O 2024, Apa Itu?

Tren
Status BPJS Kesehatan Nonaktif Usai Resign, Bagaimana Mengaktifkannya?

Status BPJS Kesehatan Nonaktif Usai Resign, Bagaimana Mengaktifkannya?

Tren
Potensi Manfaat Mengonsumsi Edamame untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Mengonsumsi Edamame untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejarah Lahirnya Budi Utomo 20 Mei 1908, Simbol Kebangkitan Nasional

Sejarah Lahirnya Budi Utomo 20 Mei 1908, Simbol Kebangkitan Nasional

Tren
7 Hewan Tercepat di Lautan, Ada yang Mampu Berenang hingga 110 Kilometer per Jam

7 Hewan Tercepat di Lautan, Ada yang Mampu Berenang hingga 110 Kilometer per Jam

Tren
Ritual Thudong 2024 Dimulai dari Semarang, Ini Alasannya

Ritual Thudong 2024 Dimulai dari Semarang, Ini Alasannya

Tren
Tampilan WhatsApp di iPhone Berubah, Apa yang Beda?

Tampilan WhatsApp di iPhone Berubah, Apa yang Beda?

Tren
Daftar 9 KA New Generation, Ada Kelas Ekonomi hingga Eksekutif Luxury

Daftar 9 KA New Generation, Ada Kelas Ekonomi hingga Eksekutif Luxury

Tren
20 Mei 2024 Hari Kebangkitan Nasional, Libur Tanggal Merah atau Tidak?

20 Mei 2024 Hari Kebangkitan Nasional, Libur Tanggal Merah atau Tidak?

Tren
Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan antara Oat dan Gandum

Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan antara Oat dan Gandum

Tren
Separator Jalur Lambat dan Cepat Ring Road Yogyakarta Tak Jadi Dibongkar, Ini Penggantinya

Separator Jalur Lambat dan Cepat Ring Road Yogyakarta Tak Jadi Dibongkar, Ini Penggantinya

Tren
50 Link Twibbon dan Ucapan Harkitnas 2024, Penuh Semangat dan Makna

50 Link Twibbon dan Ucapan Harkitnas 2024, Penuh Semangat dan Makna

Tren
Ikan Nila Disebut Suka Membuat Lubang di Dasar Sungai, untuk Apa? Ini Penjelasan Pakar

Ikan Nila Disebut Suka Membuat Lubang di Dasar Sungai, untuk Apa? Ini Penjelasan Pakar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com