Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Peringatan Hari Pahlawan

Kompas.com - 10/11/2022, 10:16 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Soeryo pun membalas surat itu pada keesokan harinya, tetapi surat itu tidak sampai ke tangan sekutu.

Hal itu pun membuat pihak sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi perintah kepada orang-orang Indonesia untuk meletakkan bendera Merah Putih di atas tanah dan para pemuda harus menghadap kepada sekutu dengan angkat tangan atau menyerahkan diri.

Pemuda juga harus bersedia menandatangani surat yang menyatakan menyerah tanpa syarat.

Mansergh menginstruksikan agar semua perempuan dan anak-anak meninggalkan Surabaya sebelum pukul 19.00 WIB.

Bagi pribumi yang masih nekat membawa senjata setelah pukul 06.00 WIB dpada 10 November 1945, diancam akan dijatuhi hukuman mati.

Ultimatum keras itu mengusik perasaan rakyat Indonesia karena dianggap menghina martabat dan harga diri bangsa yang sudah merdeka.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pertempuran 10 November 1945

Pertempuran 10 November

Pemuda Surabaya membulatkan tekad untuk menolak ultimatum, hal itu disampaikan oleh Gubernur Soeryo melalui siaran radio pada 9 November 1945 malam, pukul 23.00 WIB.

Akibatnya, terjadilah pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Sejak pagi hari, Inggris sudah melakukan penyerangan. Namun, pemuda Surabaya sama sekali tidak gentar atas serangan yang dilakukan.

Di balik keberanian pemuda Surabaya ini, ada Bung Tomo dengan pidatonya yang bernada semangat dan berkobar untuk melawan penyerbuan sekutu.

Pada hari itu, para pemuda bersemangat melakukan perlawanan di bawah pimpinan Komandan Pertahanan Soengkono.

Baca juga: Profil 5 Tokoh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional 2022

Mereka hanya bermodalkan bambu runcing dan belati dalam menyerang tank-tank baja milik sekutu.

Dalam pertempuran ini, 6.000 nyawa rakyat Surabaya gugur, dan sisanya diungsikan ke tempat yang dinilai aman.

Meski banyak korban berjatuhan, dengan semangat mempertahankan kemerdekaan yang begitu tinggi, pemuda Surabaya berhasil mempertahankan kota mereka.

Karena sejarah itu, untuk mengenang keberanian dan jasa para pemuda di Surabaya, kota itu pun dijuluki sebagai Kota Pahlawan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Detik-detik Evakuasi 7 Pahlawan Revolusi dari Sumur Lubang Buaya

Di kota itu, didirikan sebuah tugu dengan tinggi lebih dari 41 meter, yang diberi nama Tugu Pahlawan.

Kemudian, pada 10 November hingga hari ini diperingati sebagai Hari Pahlawan oleh bangsa Indonesia.

Perlawanan rakyat Surabaya menjadi simbol perlawanan seluruh bangsa Indonesia terhadap upaya penjajahan kembali oleh bangsa lain.

Penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional didasari Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur.

Baca juga: Rupiah Trending di Twitter, Ini Potret 8 Pahlawan yang Ada di Uang Rupiah Kertas Terbaru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com