Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil 5 Tokoh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional 2022

Kompas.com - 09/11/2022, 06:35 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lima tokoh dari berbagai daerah dianugerahkan gelar pahlawan nasional tahun 2022 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Senin (07/11/2022).

Penganugerahan ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 96/TK/Tahun 2022 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional yang ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 3 November 2022.

“Hari ini pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi besar kepada bangsa dan negara,” kata Jokowi setelah acara prosesi penganugerahan, dikutip dari Setkab.

Kelima tokoh yang diberikan gelar pahlawan nasional dalam rangka Hari Pahlawan 2022 adalah:

  1. Almarhum Dr. dr. H. R. Soeharto, dari Jawa Tengah;
  2. Almarhum KGPAA Paku Alam VIII, dari Daerah Istimewa Yogyakarta;
  3. Almarhum dr. R. Rubini Natawisastra, dari Kalimantan Barat;
  4. Almarhum H. Salahuddin bin Talabuddin, dari Maluku Utara; dan
  5. Almarhum K.H. Ahmad Sanusi, dari Jawa Barat.

SImak, profil singkat dari lima Pahlawan Nasional tersebut berikut:

Baca juga: Jokowi Berikan Gelar Pahlawan Nasional kepada 5 Tokoh


 

1. H. R. Soeharto

Foto Dokter Soeharto yang ditampilkan dalam acara Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional DR. dr. H R SOEHARTO Mayor Jendral Kehormatan di Gedung IMERI FKUI Jakarta. Selasa (22/2/2022).YouTube.com/Geronimo Production Foto Dokter Soeharto yang ditampilkan dalam acara Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional DR. dr. H R SOEHARTO Mayor Jendral Kehormatan di Gedung IMERI FKUI Jakarta. Selasa (22/2/2022).
Dilansir dari jatengprov.go.id, Soeharto merupakan dokter pribadi presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta sejak 1942.

Selama tugasnya, H. R. Soeharto selalu menemani Bung Karno berkeliling ke seluruh dunia.

Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Kepala Bappenas di Kabinet Soekarno.

Soeharto meninggal dunia pada 2000.

Pada 1950, Soeharto tercatat menjadi salah satu penggagas berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ia juga pelopor yang menginiasi program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia.

Baca juga: Susunan Upacara Bendera dan Hening Cipta Hari Pahlawan

2. KGPAA Paku Alam VIII

Paku Alam VIII, Gubernur DIY sejak 13 April 1937-11 September 1998.Wikimedia Commons Paku Alam VIII, Gubernur DIY sejak 13 April 1937-11 September 1998.
Diberitakan Kompas.com, 16 September 2021, Paku Alam VIII lahir di Pakualaman, pada 10 April 1910.

Ia menempuh pendidikan pertamanya di Europeesche Lagere School Yogyakarta.

Paku Alam VIII melanjutkan sekolahnya di Christelijke MULO Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta sampai tingkat candidaat.

Pada 13 April 1937, ia ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo, menggantikan mendiang ayahnya.

Pasca-kedatangan Bala Tentara Jepang pada 1942, ia mulai menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII.

Baca juga: 30 Link Twibbon Hari Pahlawan 2022 dan Kutipan Para Pahlawan Nasional

3. R Rubini Natawisastra

Dokter Raden Rubini Natawisastra. (ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi) Dokter Raden Rubini Natawisastra.
Dilansir dari kalbarprov.go.id, R Rubini Natawisastra merupakan seorang dokter yang berasal dari tanah sunda dan menetap di Provinsi Kalimantan Barat selama 17 tahun.

Selain dokter, Rubini juga merupakan pemimpin partai politik pada masanya dan memberikan perjuangannya demi cita-cita kemerdekaan Indonesia melawan penjajah di daerah Kalimantan Barat.

Selama di Kalimantan Barat, Rubini menjalankan misi kemanusiaan dengan menjadi dokter keliling melayani pengobatan di daerah terpencil dan pedalaman.

Ketika dibunuh oleh penjajah Jepang, dr Rubini menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Umum Sungai Jawi, Pontianak, sekaligus Kepala Bagian Bedah.

Selain itu, dr. Rubini juga memimpin organisasi berhaluan politik yang menentang penjajahan Jepang dan menuntut kemerdekaan Kalimantan Barat menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca juga: Hari Pahlawan 10 November 2022, Apakah Libur Tanggal Merah?

4. Salahuddin bin Talabuddin

Dilansir dari Tribunnnews, Salahuddin adalah tokoh yang memimpin pergerakan melawan penjajah di wilayah Maluku Utara.

Ia berkali-kali ditawan pihak Belanda dan dikurung lalu disiksa di penjara Sawahlunto, Nusakambangan hingga ke Boven Digul.

Hukuman ini dijalani Salahuddin karena perjuangannya menentang penjajah dan keberanian mengibarkan Merah Putih di tanjung Ngolopopo, Patani Halmahera Tengah pada 1941, sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan di Jakarta.

Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan 10 November

5. Ahmad Sanusi

KH Ahmad Sanusi.Dok. KH Munandi Saleh via Tribun Jabar KH Ahmad Sanusi.
Diberitakan Kompas.com, 31 Juli 2021, Ahmad Sanusi merupakan pendiri organisasi yang aktif bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi, yakni Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII).

AII dibubarkan pada awal kependudukan Jepang di Indonesia.

Sanusi kemudian secara diam-diam mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).

Selain itu, Ahmad Sanusi juga pernah menjabat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1945.

Dalam BPUPKI, Ahmad Sanusi berperan sebagai penengah ketika muncul konflik mengenai bunyi sila pertama rumusan dasar negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com