KOMPAS.com - Lima tokoh dari berbagai daerah dianugerahkan gelar pahlawan nasional tahun 2022 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Senin (07/11/2022).
Penganugerahan ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 96/TK/Tahun 2022 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional yang ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 3 November 2022.
“Hari ini pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi besar kepada bangsa dan negara,” kata Jokowi setelah acara prosesi penganugerahan, dikutip dari Setkab.
Kelima tokoh yang diberikan gelar pahlawan nasional dalam rangka Hari Pahlawan 2022 adalah:
SImak, profil singkat dari lima Pahlawan Nasional tersebut berikut:
Baca juga: Jokowi Berikan Gelar Pahlawan Nasional kepada 5 Tokoh
Selama tugasnya, H. R. Soeharto selalu menemani Bung Karno berkeliling ke seluruh dunia.
Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Kepala Bappenas di Kabinet Soekarno.
Soeharto meninggal dunia pada 2000.
Pada 1950, Soeharto tercatat menjadi salah satu penggagas berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ia juga pelopor yang menginiasi program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia.
Baca juga: Susunan Upacara Bendera dan Hening Cipta Hari Pahlawan
Ia menempuh pendidikan pertamanya di Europeesche Lagere School Yogyakarta.
Paku Alam VIII melanjutkan sekolahnya di Christelijke MULO Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta sampai tingkat candidaat.
Pada 13 April 1937, ia ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo, menggantikan mendiang ayahnya.
Pasca-kedatangan Bala Tentara Jepang pada 1942, ia mulai menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII.
Baca juga: 30 Link Twibbon Hari Pahlawan 2022 dan Kutipan Para Pahlawan Nasional
Selain dokter, Rubini juga merupakan pemimpin partai politik pada masanya dan memberikan perjuangannya demi cita-cita kemerdekaan Indonesia melawan penjajah di daerah Kalimantan Barat.
Selama di Kalimantan Barat, Rubini menjalankan misi kemanusiaan dengan menjadi dokter keliling melayani pengobatan di daerah terpencil dan pedalaman.
Ketika dibunuh oleh penjajah Jepang, dr Rubini menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Umum Sungai Jawi, Pontianak, sekaligus Kepala Bagian Bedah.
Selain itu, dr. Rubini juga memimpin organisasi berhaluan politik yang menentang penjajahan Jepang dan menuntut kemerdekaan Kalimantan Barat menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca juga: Hari Pahlawan 10 November 2022, Apakah Libur Tanggal Merah?
Dilansir dari Tribunnnews, Salahuddin adalah tokoh yang memimpin pergerakan melawan penjajah di wilayah Maluku Utara.
Ia berkali-kali ditawan pihak Belanda dan dikurung lalu disiksa di penjara Sawahlunto, Nusakambangan hingga ke Boven Digul.
Hukuman ini dijalani Salahuddin karena perjuangannya menentang penjajah dan keberanian mengibarkan Merah Putih di tanjung Ngolopopo, Patani Halmahera Tengah pada 1941, sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan di Jakarta.
Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan 10 November
AII dibubarkan pada awal kependudukan Jepang di Indonesia.
Sanusi kemudian secara diam-diam mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).
Selain itu, Ahmad Sanusi juga pernah menjabat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1945.
Dalam BPUPKI, Ahmad Sanusi berperan sebagai penengah ketika muncul konflik mengenai bunyi sila pertama rumusan dasar negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.