Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okto Artinya Delapan, Mengapa Oktober Jadi Bulan Ke-10?

Kompas.com - 17/10/2022, 06:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Oktober merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Gregorian.

Bulan ini terdiri dari 31 hari, serta berada setelah September dan sebelum November.

Oktober atau October berawal dengan kata octo. Dalam bahasa Latin, kata ini memiliki arti delapan.

Baca juga: 14 Sasaran Pelanggaran Operasi Zebra 3-16 Oktober 2022, Apa Saja?

Lantas, mengapa Oktober justru merupakan bulan kesepuluh dan bukan kedelapan?

Alasan Oktober jadi bulan ke-10

Sebelum penggunaan kalender Gregorian, penanggalan terlebih dahulu menggunakan Kalender Romawi Kuno.

Dilansir dari laman Almanac kalender Romawi Kuno diyakini ditemukan oleh Romulus, raja pertama Roma sekitar 753 Sebelum Masehi (SM).

Kalender ini merupakan kalender lunar atau Bulan, dengan 12 bulan dalam satu tahun. Kendati begitu, hanya sepuluh bulan yang memiliki nama resmi.

Kala itu, musim dingin dianggap sebagai periode mati karena pemerintah dan militer tidak aktif.

Oleh karenanya, mereka hanya memberi nama sepuluh bulan yang saat ini disebut sebagai Maret hingga Desember.

Baca juga: Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama 2023

Penamaan Maret, April, Mei dan seterusnya

Maret atau Martius, diambil dari nama dewa perang karena bulan ini merupakan periode kampanye militer aktif berjalan.

April atau Aprilis berasal dari bahasa Latin, aperio, berarti membuka. Hal ini merujuk pada kuncup bunga yang mulai terbuka di musim semi.

Selanjutnya, Mei atau Maius dan Juni atau Junius, dinamai menurut nama dewi, yakni Maia dan Juno.

Sementara sisa bulan berikutnya hanya dinamai sesuai urutan mereka dalam bahasa Latin, yakni bulan kelima (Quintilis), keenam (Sextilis), ketujuh (September), kedelapan (Oktober), kesembilan (November), dan kesepuluh (December).

Baca juga: Hari Libur Maulid Nabi, Ini Sisa Tanggal Merah 2022

Merujuk penamaan bulan pada kalender Romawi Kuno, Oktober saat itu merupakan bulan kedelapan, sesuai dengan namanya.

Hingga akhirnya, Januari atau Januarius dan Februari atau Februarius ditambahkan ke akhir tahun.

Penamaan Januarius berasal dari Janus, dewa permulaan dan akhir. Sedangkan, Februarius merupakan festival Fabrua, sebuah ritual pembersihan dan penyucian.

Baca juga: Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama 2023

Januari menjadi awal tahun

Ilustrasi Oktoberfest di Munich, Jerman.situs oktoberfest.de Ilustrasi Oktoberfest di Munich, Jerman.

Saat Julius Caesar memimpin Romawi, ia mengubah kalender Bulan menjadi berdasarkan revolusi Bumi mengelilingi Matahari.

Dikutip dari laman Time and Date, reformasi ini termasuk mengubah awal tahun dari Maret menjadi Januari.

Posisi Februari juga turut menggeser Maret hingga menjadi bulan ketiga seperti yang dikenal saat ini.

Melalui reformasi ini, Oktober pun resmi menjadi bulan kesepuluh dalam sistem penanggalan Matahari.

Baca juga: Link PDF Rincian Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023

Setelah kematian Julius Caesar pada 44 SM, bulan Quintilis berganti nama menjadi Juli (July) untuk penghormatan.

Kemudian, Sextilis diubah menjadi Agustus (August) untuk menghormati Kaisar Romawi Augustus pada 8 SM.

Pada 1582 M, Paus Gregorius XIII melakukan reformasi kalender buatan Julius. Langkah ini pun menciptakan Kalender Gregorian, kalender paling banyak digunakan saat ini.

Sebab, kalender milik Julius Caesar masih terdapat beberapa ketidaksesuaian, salah satunya waktu Bumi mengelilingi Matahari yang diperpanjang dari aslinya.

Oleh karena itu, Kalender Gregorian memperpendek tahun dari 365,25 hari menjadi 365,2425 hari.

Baca juga: Kalender 2023 Lengkap, dari 1 Januari-31 Desember: Cek Hari Libur dan Cuti Bersama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Gaji Ke-13 Cair Juni 2024, Ini Besaran dan Kelompok Penerimanya

Gaji Ke-13 Cair Juni 2024, Ini Besaran dan Kelompok Penerimanya

Tren
Potret Rwanda, Dulu Hadapi Genosida Terparah, Kini Berubah Jadi Negara Terbersih di Dunia

Potret Rwanda, Dulu Hadapi Genosida Terparah, Kini Berubah Jadi Negara Terbersih di Dunia

Tren
Gaji Karyawan Dipotong 3 Persen Dana Tapera, Berlaku Mulai Kapan?

Gaji Karyawan Dipotong 3 Persen Dana Tapera, Berlaku Mulai Kapan?

Tren
Nomophobia dan Urgensi Detoks Dunia Digital

Nomophobia dan Urgensi Detoks Dunia Digital

Tren
Rincian Biaya Kuliah Universitas Mercu Buana 2024/2025

Rincian Biaya Kuliah Universitas Mercu Buana 2024/2025

Tren
Kisruh soal Penangkapan Pegi dan Penghapusan DPO Pembunuhan Vina, Kompolnas Akan Minta Klarifikasi Polda Jabar

Kisruh soal Penangkapan Pegi dan Penghapusan DPO Pembunuhan Vina, Kompolnas Akan Minta Klarifikasi Polda Jabar

Tren
Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Tren
Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com