Kita membutuhkan pemimpin yang berjiwa kerakyatan, berkarakter kuat, cerdas, berdisplin, tegas, terbuka serta jujur. Semua kriteria tersebut adalah impian semua rakyat.
Keutamaan seorang pemimpin ialah mampu mendengarkan suara rakyat di jalan senyap dan lorong kesunyian sekalipun. Bukan pemimpin yang begitu “getol” dengan sorakan dan sambutan yang direkayasa.
Sudah sepatutnya seorang pemimpin mempunyai pendengaran yang peka terhadap tangis, rintihan, keluhan bahkan kritikan rakyatnya. Pemimpin yang hanya mau mendengar suara merdu, laporan asal senang dan puja-puji adalah bukan pemimpin tetapi penghibur.
Kepekaaan pemimpin itu mencerminkan sebuah kesadaran bahwa kekuasaannya akan ada akhirnya, berbatas dan tidak bisa selamanya. Kekuasaan adalah amanah yang harus ditunaikan, sejatinya untuk rakyat yang dipimpinnya.
Jelang berakhirnya masa jabatan beberapa kepala daerah, tendensi memaksakan meninggalkan “legacy” yang “abal-abal” serta menggenjot pelaksanaan proyek-proyek “mercusuar” kerap menjadi pilihan pemimpi(n).
Apakah kita memiliki pemimpin seperti itu ? Wallahualam Bissawab, hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.