Dikutip dari Japan Experience (24/12/2012), gempa terjadi pada pukul 11.58 waktu setempat, Sabtu, 1 September 1923.
Gempa berasal dari lepas pantai barat daya Tokyo, di Teluk Sagami. Kanto adalah nama wilayah geografis di mana Tokyo menjadi pusatnya.
Guncangan awal diikuti tsunami beberapa menit kemudian. Rentetan ombak yang menjulang tinggi menyapu ribuan orang.
Laporan saksi kontemporer berbicara tentang gempa yang berlangsung antara 4-10 menit. Itu adalah skala waktu yang akan menyebarkan kepanikan dan ketakutan di antara mereka yang mengalami gempa.
Baca juga: Diterjang Tsunami, di Mana Letak Tonga?
Gempa Besar Kanto menyebabkan kehancuran besar mulai dari prefektur Shizuoka, hingga Prefektur Chiba, Prefektur Kanagawa (termasuk kota resor Hakone, Keshogunan, Kamakura, dan kota utama, Yokohama), serta Tokyo.
Di sisi lain kebakaran terjadi di mana-mana karena gempa terjadi pada siang hari, yaitu saat orang-orang menyiapkan makan siang.
Angin topan terjadi di Semenanjung Noto (di prefektur Ishikawa, di sisi Laut Jepang negara itu) dan di Teluk Tokyo. Angin itu menambah parah parah kebakaran.
Sementara itu tsunami yang disebabkan oleh gempa menghancurkan daerah pesisir. Tanah longsor juga bertanggung jawab atas banyak korban lainnya.
Bencana gempa terbesar terjadi di daerah Ryogoku Tokyo, tepatnya di bangsal Sumida, tempat 40.000 pengungsi mencari perlindungan.
Baca juga: Apakah Peningkatan Aktivitas Gunung Anak Krakatau Berpotensi Tsunami? Ini Kata BMKG