KOMPAS.com - Istilah quiet quitting baru-baru ini ramai diperbincangkan di media sosial. Pasalnya, fenomena quiet quitting dianggap melekat pada anak muda terutama dalam dunia pekerjaan saat ini.
Awalnya, istilah quiet quitting muncul lewat video pengguna Tiktok @zaidleppelin yang diunggah pada Juli 2022.
"Kamu tidak keluar dari pekerjaanmu, Kamu keluar dari gagasan untuk melampaui di tempat kerja," ujarnya.
"Kamu tetap menjalankan kewajibanmu (dalam bekerja). Tetapi Anda tidak lagi menganut Hustle Culture," tandas dia.
Hingga Rabu (31/8/2022), video ini telah ditonton lebih dari 3 juta kali dan dikomentari oleh ribuan warganet.
Bahkan sepekan yang lalu, tagar #quietquitting di Tiktok telah meraup 17,4 juta penonton.
Baca juga: Viral, Video Perempuan Terkena Bells Palsy Diduga Sering Gunakan Kipas Angin, Ini Kata Dokter
Fenomena quiet quitting adalah sebutan untuk bekerja seadanya.
Pekerja tidak menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang terlalu serius sehingga memerlukan waktu lebih panjang untuk lembur atau membawa pekerjaan ke rumah.
Mereka hanya akan mengerjakan pekerjaan tersebut seperlunya saja sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan, gaji, dan jam kerja.
Arti quiet quitting berbeda secara harfiahnya yang berarti berhenti diam-diam.
Baca juga: Contoh Surat Lamaran Kerja Bahasa Inggris
Sebaliknya, quiet quitting justru berarti bahwa pekerja tetap bertahan di pekerjaannya dengan etos kerja yang berbeda.
Fenomena ini identik dengan pekerja milenial dan generasi pekerja terkini, Gen Z.
Para pekerja yang lebih muda ini lebih peduli dengan gaya hidup seimbang dan termotivasi oleh keuangan.
Tujuan dari quitet quitting dalah untuk menciptakan work-life balance yang ideal dan mengenali batas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
Baca juga: Contoh Surat Lamaran Kerja yang Baik dan Benar agar Dilirik HRD
Tidak diketahui apakah fenomena ini menjadi siasat untuk menghindari burnout, lepas dari telepon bos saat sedang bersantai, atau menolak eksploitasi saat bekerja.