Pengamat sepak bola Tommy Welli mengatakan, Piala Indonesia sulit digulirkan karena federasi Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak mampu menggaet sponsor.
"Kapabilitas PSSI sedang dipertanyakan, karena ketidakmampuan mereka menggaet sponsor turnamen yang skalanya adalah turnamen Indonesia," kata pria yang akrab disapa Bung Towel ini kepada Kompas.com, Selasa (30/8/2022).
Bung Towel menyebut bahwa kurangnya pamor Piala Indonesia membuat para sponsor enggan melirik turnamen tersebut.
Menurutnya, pamor Piala Indonesia yang kurang menarik di mata sponsor karena tidak konsisten digelar.
"Piala indonesia sendiri keberadaannya on-off, terkadang ada terkadang tidak, jadi itu turnamen yang tidak konsisten," jelas dia.
Baca juga: Daftar Peserta Piala Indonesia 2022: Diikuti 64 Klub dari 3 Divisi
Bung Towel menuturkan, ketidakkonsistenan ini disebabkan oleh faktor teknis, seperti penjadwalan.
Diketahui, Piala Indonesia digelar di antara padatnya jadwal Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Sementara jadwal 3 liga utama tersebut kerap tertunda sesuai dengan kondisi yang ada.
"Ketika jadwal kompetisi utama saja tertunda-tunda kan, kemudian itu berantakan. Mengatur matchday saja kadang sulit, berarti yang utama kan secara teknis masih kesulitan, belum cukup cerdik untuk mengakali jadwal," ujarnya.
Faktor nama turnamen juga mempengaruhi pamor Piala Indonesia. Menurutnya, turnamen pramusim lebih mudah menggaet sponsor, karena ada nama "presiden".
"Nama Piala Presiden itu kemudian yang menjadi prioritas, perlakuan federasi pada Piala Presiden jadi berbeda," ungkapnya.