Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Fidel Ramos, Mantan Presiden Filipina yang Meninggal Dunia

Kompas.com - 01/08/2022, 10:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Setelah itu, Ramos sempat menduduki sejumlah jabatan strategis, seperti wakil kepala staf angkatan bersenjata pada 1981 dan kepala staf angkatan bersenjata menjelang akhir pemerintahan Marcos.

Presiden pada 1992

Ramos menang tipis dalam pemilihan presiden pada 1992 dengan kurang dari seperempat suara.

Hal itu merupakan pluralitas terendah dalam sejarah pemilihan Filipina hingga pemilihan presiden 2022.

Atas kemenangan itu, Ramos menggantikan pemimpin "People Power" Corazon Aquino yang menggulingkan Marcos.

Ramos menjadi presiden Protestan pertama di negara dengan mayoritas Katolik itu.

Selama masa pemerintahannya, ia berhasil membuka ekonomi negara untuk investasi asing melalui kebijakan deregulasi dan liberalisasi.

Ramos membubarkan monopoli di sektor transportasi dan komunikasi. Melalui kekuatan khusus yang diberikan oleh kongres, ia juga memulihkan sektor listrik dan mengakhiri pemadaman listrik selama 12 jam yang melemahkan negara itu.

Enam tahun menjabat sebagai presiden, ekonomi Filipina melonjak dan tingkat kemiskinan turun dari 39% menjadi 31%.

Baca juga: Filipina Diguncang Gempa M 7.0, Apakah Berdampak ke Indonesia?

Ramos di mata rakyat Filipina

Bagi sebagian masyarakat di Filipina, Ramos dianggap sebagai pahlawan lantaran membelot dari pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos yang otoriter.

Saat itu, pada 1986 Ramos memimpin Kepolisian Nasional Filipina yang ikut mendorong kejatuhan Marcos selama masa pemberontakan rakyat melawan kekuasaan sang diktator.

Akan tetapi, tak sedikit juga rakyat Filipina yang enggan memaafkan dan melupakan perannya dalam menegakkan darurat militer di bawah rezim Marcos.

Menurut Presiden Filipina saat ini, Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, Ramos meninggalkan warisan perjuangan yang akan selalu dihargai dan diabadikan di hati bangsa Filipina.

"Dia meninggalkan warisan yang penuh warna dan tempat yang aman dalam sejarah untuk partisipasinya dalam perubahan besar negara kita, baik sebagai perwira militer maupun kepala eksekutif," tutur Ferdinand, dikutip dari Reuters.

"Warisan kepresidenannya akan selalu dihargai dan akan selamanya diabadikan di hati bangsa kita yang bersyukur," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com