Dilansir dari Kompas.com, 5 Juli 2022, Starlink adalah layanan internet satelit yang berada di bawah naungan perusahaan roket SpaceX milik Elon Musk.
Setelah meluncur secara global pada Agustus 2021, Starlink kini terus memperluas jangkauannya.
Tercacat hingga Mei 2022, perusahaan milik Elon Musk ini telah memperluas ketersediaannya di 32 negara di dunia, antara lain Inggris, Perancis, Spanyol, Portugal, Lituania, Denmark, Jerman, Australia, Chile, hingga Meksiko.
Starlink baru ditargetkan akan masuk Indonesia pada 2023 mendatang.
Baca juga: Mengenal Starlink, Satelit Internet Elon Musk yang Masuk Indonesia
Salah satu yang membedakan Starlink dengan penyedia atau provider internet satelit lainnya yakni pada orbit satelit.
Umumnya, provider internet satelit lain berada di orbit geostasioner, sekitar 35.000 km dari bumi.
Berada di orbit ini memungkinkan satelit memiliki jangkauan luas. Namun, satelit semacam itu memiliki konektivitas lambat dan latensi tinggi.
Sementara itu, Starlink memakai konstelasi satelit low-earth (LEO) dengan jarak sekitar 550 km dari Bumi.
Meski cakupan Starlink relatif kecil, tetapi karena hadir di orbit rendah, waktu perjalanan data dari dan ke pengguna menjadi jauh lebih rendah dibanding layanan internet satelit biasa.
Latensi pun juga jauh lebih rendah, sehingga Starlink menawarkan kecepatan internet yang lebih cepat dibanding provider satelit lainnya.
Misalnya, seperti dalam laporan pembuat aplikasi kecepatan internet Speedtest, Ookla, 28 Juni 2022, Starlink di Lituania memiliki kecepatan unduh mencapai 160,08 Mbps dan kecepatan unggah hanya 24,19 Mbps.
Baca juga: SpaceX Luncurkan 46 Satelit Starlink ke Luar Angkasa