Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penjelasan BRIN soal Bintang Berjajar Melintas di Langit Gunung Semeru

Hingga Sabtu (30/7/2022), video tersebut telah ditonton lebih dari 484.000 pengguna TikTok.

Disebutkan video tersebut diambil dari titik pengamatan di Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Kamis (21/7/2022) hingga Minggu (24/7/2022).

Penjelasan BRIN

Terkait video viral tersebut, peneliti pusat sains antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, jajaran benda bercahaya dalam video tersebut mirip dengan fenomena yang terjadi di Bali pada 5 Maret 2022 silam.

Benda bercahaya tersebut kemungkinan merupakan satelit Starlink yang dioperasikan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk.

"Itu adalah satelit Starlink yang berjajar. Satelit komunikasi Starlink yang diluncurkan oleh SpaceX," ujar Andi saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (29/7/2022).

Andi menegaskan, melintasnya Starlink bukan merupakan fenomena yang berbahaya. Sebab satelit ini justru memiliki sejumlah manfaat bagi kehidupan manusia.

"Satelit ini bermanfaat untuk menunjang komunikasi internet berbasis satelit dengan biaya yang lebih murah," jelas Andi.


Apa itu Starlink?

Dilansir dari Kompas.com, 5 Juli 2022, Starlink adalah layanan internet satelit yang berada di bawah naungan perusahaan roket SpaceX milik Elon Musk.

Setelah meluncur secara global pada Agustus 2021, Starlink kini terus memperluas jangkauannya.

Tercacat hingga Mei 2022, perusahaan milik Elon Musk ini telah memperluas ketersediaannya di 32 negara di dunia, antara lain Inggris, Perancis, Spanyol, Portugal, Lituania, Denmark, Jerman, Australia, Chile, hingga Meksiko.

Starlink baru ditargetkan akan masuk Indonesia pada 2023 mendatang.

Cara kerja satelit Starlink

Salah satu yang membedakan Starlink dengan penyedia atau provider internet satelit lainnya yakni pada orbit satelit.

Umumnya, provider internet satelit lain berada di orbit geostasioner, sekitar 35.000 km dari bumi.

Berada di orbit ini memungkinkan satelit memiliki jangkauan luas. Namun, satelit semacam itu memiliki konektivitas lambat dan latensi tinggi.

Sementara itu, Starlink memakai konstelasi satelit low-earth (LEO) dengan jarak sekitar 550 km dari Bumi.

Meski cakupan Starlink relatif kecil, tetapi karena hadir di orbit rendah, waktu perjalanan data dari dan ke pengguna menjadi jauh lebih rendah dibanding layanan internet satelit biasa.

Latensi pun juga jauh lebih rendah, sehingga Starlink menawarkan kecepatan internet yang lebih cepat dibanding provider satelit lainnya.

Misalnya, seperti dalam laporan pembuat aplikasi kecepatan internet Speedtest, Ookla, 28 Juni 2022, Starlink di Lituania memiliki kecepatan unduh mencapai 160,08 Mbps dan kecepatan unggah hanya 24,19 Mbps.


Sementara itu, internet Starlink di Australia memiliki kecepatan unduh mencapai 124,31 Mbps dan kecepatan unggah 11,71 Mbps.

Nah itulah penjelasan BRIN soal unggahan video yang memperlihatkan jajaran benda bercahaya mirip bintang melintasi langit dekat Gunung Semeru, Jawa Timur yang viral di TikTok. 

https://www.kompas.com/tren/read/2022/07/30/070000465/penjelasan-brin-soal-bintang-berjajar-melintas-di-langit-gunung-semeru

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke