Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Odong-odong Tertabrak Kereta Api di Serang

Kompas.com - 27/07/2022, 12:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

"Saya sudah teriak 'Ada kereta, awas!', sambil lari ke arah rel, tapi keburu kereta lewat," ucap dia.

Saat kereta api akan menabrak odong-odong, Hari mendengar suara teriakan dari penumpang yang didominasi oleh ibu-ibu dan anak-anak.

Teriakan itu, diduga dipicu karena penumpang melihat ada kereta akan menghantam odong-odong yang mereka naiki.

Teriakan baru berhenti usai kereta api menabrak bagian belakang odong-odong hingga terpental.

"Kereta itu memang kencang sampai mobil kepental. Penumpangnya beterbangan keluar mobil," ujar Hari.

Baca juga: Sejarah Odong-odong yang Lahir di Tengah Kaum Urban

Korban ibu dan anak

Hari menyebut, ia sempat mengevakuasi seorang ibu yang sedang memeluk anaknya dalam kondisi meninggal dunia.

Tak hanya itu, menurutnya, ada juga penumpang yang tengah mengandung atau hamil.

"Saya teriak tolong-tolong sambil bantu korban ada yang di rel kereta. Ada yang di pinggir, ada yang hamil, ada yang meluk anaknya. Saya hitung ada sembilan meninggal, yang selamat juga ada," kata Hari.

Saksi mata lain, Jumenah (70) mengatakan, sebanyak tiga ambulans tiba di lokasi kejadian untuk mengevakuasi semua korban.

"Ada tiga mobil ambulans, dibawa langsung, ada ibu-ibu, anak-anak, bayi juga ada," ujar dia.

Adapun menurut Tiwi, para korban meninggal sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Drajat Prawiranegara Serang.

Sedangkan, korban luka-luka dievakuasi ke puskesmas dan Rumah Sakit (RS) Hermina.

"Untuk korban masih kita cek di puskesmas, Rumah Sakit Hermina, dan di RSUD Serang," kata Tiwi.

Sementara itu, pengemudi odong-odong berinisial JL (27) sudah diamankan di kantor polisi guna pemeriksaan lebih lanjut.

(Sumber: Kompas.com/Maya Citra Rosa | Editor: Maya Citra Rosa; Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com