Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Brigadir J, Otopsi Ulang Hari Ini hingga Pemeriksaan Ajudan Irjen Sambo

Kompas.com - 27/07/2022, 11:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengusutan kasus dugaan polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J masih terus dilakukan.

Hari ini, Rabu (27/7/2022), jenazah Brigadir J akan dilakukan otopsi ulang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Bahar.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com(27/7/2022), proses otopsi jenazah Brigadir J melibatkan 10 dokter forensik yang terdiri dari 3 internal Polri, serta 7 dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia.

Menurut salah satu dokter forensik yang terlibat, Baety Adhyati, proses otopsi akan berlangsung sekitar 3-4 jam.

Pasalnya, jenazah Brigadir J sudah diformalin, sehingga harus dilakukan pembersihan terlebih dahulu.

Berikut perkembangan kasus Brigadir J yang tewas di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) lalu:

Baca juga: Link Live Streaming Otopsi Ulang Brigadir J dalam Kasus Polisi Tembak Polisi

1. Bagian tubuh yang akan diperiksa

Pengacara keluarga Brigadir J, Johnson Panjaitan, mengatakan, ada permintaan khusus dari keluarga dalam proses otopsi ulang itu.

Menurutnya, keluarga meminta gigi dan tenggorokan Brigadir J turut diperiksa.

Hal ini lantaran kecurigaan bahwa ada sesuatu dimasukkan ke tubuh Brigadir J yang merusak tenggorokan.

Sementara itu, bagian tubuh lain yang mengalami luka juga turut diperiksa, antara lain mata, bibir, hidung, dan belakang telinga.

Kemudian, bahu sebelah kanan, leher, ketiak, perut, dan tangan Brigadir J untuk mengetahui secara pasti penyebab lukanya.

Baca juga: Perkembangan Kasus Brigadir J, Kekasih Diperiksa hingga Isi Percakapan di WA

2. Dugaan ditembak dari jarak berbeda

Berdasarkan hasil pendalaman luka di tubuh jenazah, Komnas HAM menduga Brigadir J ditembak dari jarak yang berbeda-beda.

Meski demikian, umumnya tembakan dilayangkan dari jarak yang tak terlalu jauh.

"Kalau dari karakter luka, jaraknya memang tidak terlalu jauh. Tetapi ada beberapa karakter jarak yang berbeda-beda. Itu hasil pendalaman kami," terang Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam, dilansir dari Kompas.com, Selasa (26/7/2022).

Menurut Anam, luka tembak di jenazah Brigadir J terdiri dari luka peluru masuk dan luka peluru keluar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com