Dilansir dari News18, Kamis (21/7/2022), terlepas dari laporan terbaru di The Morning's , Telegraph Inggris juga sebelumnya mengutip lonjakan 30 persen dalam jumlah perempuan yang bergabung dengan industri seks di Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo sejak Januari 2022.
Telegraph juga menyoroti bagaimana pergerakan kuat perempuan yang sebelumnya bekerja di industri tekstil dari pedalaman hingga Kolombo.
Kedua laporan tersebut mengutip kelompok advokasi pekerja seks di Sri Lanka, Stand Up Movement Lanka (SUML), mengenai angka ini.
Direktur Eksekutif SUML Ashila Dandeniya mengatakan bahwa para wanita ini sangat ingin menghidupi anak-anak mereka, orang tua atau bahkan saudara mereka.
Ia mengatakan, dengan menjadi pekerja sampingan di rumah bordil adalah salah satu dari sedikit profesi yang tersisa di Sri Lanka yang menawarkan banyak uang cepat.
Terlebih, kontributor utama pergeseran menuju perdagangan seks adalah tingkat inflasi yang sangat tinggi yang telah memukul upah di industri tekstil dengan keras.
Hal ini, ditambah dengan kelangkaan bahan bakar, makanan dan obat-obatan yang akut, telah mendorong para wanita ini untuk melakukan prostitusi.
Baca juga: Bangkrut, Sri Lanka Lakukan Upaya-upaya Ini untuk Coba Bertahan
Laporan menunjukkan bahwa karena kelangkaan akut komoditas penting, perempuan dipaksa untuk bertukar makanan, obat-obatan untuk seks dengan pemilik toko lokal.
Menurut laporan tersebut, perdagangan seks berkembang pesat di lokasi-lokasi yang dekat dengan zona industri yang dekat dengan Bandara Internasional Bandaranaike Kolombo, yang diduga berada di bawah perlindungan dan peraturan polisi.
Laporan juga menyebutkan, banyak wanita seperti itu dipaksa untuk tidur dengan petugas polisi oleh wanita rumah bordil sebagai pengganti perlindungan ini.
Mirisnya, para wanita ini dipaksa untuk melakukan hubungan seks yang tidak aman atas desakan klien, yang berkisar dari akademisi hingga anggota mafia, karena mereka tidak memiliki pilihan lain dengan pekerjaan di pertanian, juga semakin memburuk.
Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, Kepala CIA: Gara-gara Utang Bodoh ke China
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.