Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Garut Temukan 2 Ikan Arapaima Pasca-banjir, Bagaimana Bisa Ikan Ini Ada di Indonesia?

Kompas.com - 18/07/2022, 17:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga di Kabupaten Garut, Jawa Barat menemukan dua ekor ikan air tawar berukuran besar pasca-banjir yang melanda wilayah mereka beberapa hari lalu.

Temuan itu direkam dan videonya banyak beredar di media sosial, salah satunya di Instagram. Ikan itu diketahui sebagai jenis ikan arapaima

Dalam video yang beredar luas, disebutkan ikan tersebut ditemukan di Kampung Cipeujeuh RT 03/RW 14, Dayeuhandap, Garut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by INFO JAWA BARAT (@infojawabarat)

Ahli Iktiologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Haryono, menjelaskan ikan arapaima bukan ikan asli dari Indonesia, melainkan ikan yang hidup di kawasan perairan Amazon, Amerika Selatan.

"Ikan Arapaima (Arapaima gigas) bukan ikan asli Indonesia. Ikan ini statusnya merupakan ikan pendatang/introduksi dari kawasan Amazon (Amerika Selatan). Di habitat aslinya ikan ini sebenarnya dijadikan ikan konsumsi/dimakan,": kata Haryono kepada Kompas.com, Senin (18/7/2022).

Baca juga: Banjir di Garut, Ini 20 Desa di 8 Kecamatan yang Terdampak

Bahkan, di Indonesia ikan ini dilarang untuk dilepaskan ke perairan terbuka, karena bisa menjadi predator yang dikhawatirkan akan merusak ekosistem sungai.

Lantas bagaimana sesungguhnya awal mula ikan ini bisa sampai ke Indonesia, bahkan ditemukan di alam bebas?

Haryono menjelaskan awalnya ikan arapaima didatangkan ke Indonesia untuk dipelihara di kolam.

"Didatangkan ke Indonesia awalnya adalah untuk ikan hias yang banyak dipelihara pada kolam, karena ukuran ikan ini besar. Di habitat aslinya bisa sampai 4 meter dan beratnya 200 kg," ujar dia.

Ikan arapaima biasanya bisa dijumpai di kebun binatang atau tempat wisata edukasi dan dipelihara dalam aquarium yang besar.

Arapaima gigas Arapaima gigas

Terkait arapaima yang ditemukan di banjir Garut, Haryono memperkirakan ikan tersebut bisa jadi merupakan peliharaan yang lepas.

"Ikan ini bisa lepas ke perairan umum. Kasus di Garut kemungkinan karena dipelihara di kolam dan kena banjir sehingga ikan tersebut masuk ke sungai," jelasnya.

Terkait kemungkinan keberadaan arapaima di perairan bebas di Indonesia, Haryono tidak bisa memastikannya.

Namun, ia menyebut belum ada indikasi yang menunjukkan keberadaan ikan ini di perairan wilayah Indonesia.

"Untuk yang hidup bebas saya belum tahu persis, hanya saja sudah ada beberapa kejadian ditemukan oleh masyarakat di perairan umum. Namun belum mengindikasikan bahwa ikan tersebut sudah hidup bebas," ujar dia.

Ia mencontohkan kasus pelepasan ikan arapaima di Sungai Brantas oleh warga beberapa tahun silam. Namun karena dilarang, masyarakat yang lain pun langsung menangkapnya, mencegah ikan berkembang biak dan menjadi predator utama di perairan itu.

Baca juga: Video Viral Ikan Arapaima Ditemukan Usai Banjir di Garut, Ikan Apa Itu?

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com