KOMPAS.com - Arkeolog Howard Carter menemukan benda berkain linen yang diduga sebagai kondom di makam Raja Mesir Tutankhamun pada tahun 1922.
Raja Tutankhamun atau Firaun dari dinasti ke-18 merupakan penguasa mesir berasal dari tahun 1350 SM.
Benda yang diduga kondom Raja Mesir Tutankhamun tersebut berbahan kain linen berwarna putih dengan corak coklat kekuningan yang dilapisi minyak zaitun.
Terdapat tali cukup panjang dan kantong pada benda tersebut.
#ExpoArchives: Howard Carter, the archaeologist who discovered the tom pic.twitter.com/Cm8XS3bguZ
— Expo Egypt (@expo_egypt) July 8, 2022
Baca juga: Arkeolog Temukan Kondom Firaun, Seperti Apa?
Carter mengatakan, pada benda tersebut memang ditemukan jejak DNA milik Firaun.
Mengenai fungsinya, arkeolog itu menyampaikan bahwa benda tersebut bukan digunakan sebagai alat kontrasepsi, atau mencegah kehamilan.
Menurut dia, benda itu digunakan sebagai pencegahan penyakit dalam suatu proses ritual pada zaman itu.
Selain itu, arkeolog pun menemukan sisa-sisa dua janin yang ditemukan di makam Firaun.
Setelah dilakukan tes DNA, bayi tersebut merupakan keturunan Tutankhamun.
https://t.co/cyKogpKJXm Tutankhamun Used Condoms Made from Oil-Soaked Linen https://t.co/GygOeqxWu9 pic.twitter.com/Piw5WpAre9
— Billy Carson II (@4biddnKnowledge) July 12, 2022
Sementara itu, dijelaskan bahwa orang Mesir kuno memiliki metode kontrasepsi bernama Papirus Medis Kahun.
Metode ini juga dikenal sebagai Papirus Ginekologi, yang diketahui berkembang sekitar 1825 SM.
Pada praktiknya, Papirus Ginekologi menggunakan campuran kotoran buaya dan beberapa bahan lain. Setelah dicampur, bahan ini dibentuk menjadi pessary.
Baca juga: Kondom Bocor saat Berhubungan Seks, Apakah Pasangan Bisa Hamil?
Pessary adalah alat prostetik yang dimasukkan ke dalam vagina untuk tujuan struktural dan farmasi.
Hal ini paling sering digunakan untuk mengobati inkontinensia urin stres untuk menghentikan kebocoran urin dan untuk mengobati prolaps organ panggul untuk mempertahankan lokasi organ di daerah panggul.
Konon, orang Mesir kuno percaya bahwa kotoran buaya bersifat basa, sehingga bertindak sebagai spermisida.