Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Cacar Monyet Global Telah Lebih dari 5.000 kasus, Apakah Indonesia Masih Aman?

Kompas.com - 06/07/2022, 13:30 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Meski begitu, pemerintah tetap mewaspadai penyakit cacar monyet tersebut dengan tetap memperhatikan perkembangan kasus di tingkat global.

Syahril menjelaskan jika pemerintah juga sudah melakukan upaya-upaya kewaspadaan terutama di pintu masuk negara Indonesia.

Selain itu juga telah mempersiapkan kesiagaan termasuk memberikan pedoman terhadap kasus cacar monyet di rumah sakit, puskesmas dan laboratorium. "Upaya-upaya kewaspadaan sudah kita lakukan," jelasnya.

Baca juga: Gejala dan Cara Penularan Cacar Monyet yang Menginfeksi Ribuan Orang

Upaya kewaspadaan

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu telah merincikan beberapa upaya kewaspadaan cacar monyet di Indonesia.

Berikut adalah upaya-upayanya:

  • Memperkuat surveilans di pintu-pintu masuk negara seperti bandara dan pelabuhan untuk mendeteksi setiap pelaku perjalanan dari negara-negara yang sudah melaporkan kasus cacar monyet.
  • Memperkuat deteksi dini di semua fasilitas kesehatan dengan melaporkan semua gejala-gejala yang terkait cacar monyet.
  • Melakukan peneriksaan laboratorium bagi tersangka kasus cacar monyet.

Meskipun Indonesia masih dalam kondisi aman, Maxi berpesan kepada masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika memiliki gejala yang menyerupai cacar monyet.

"Pesan kami segera melaporkan setiap gejala yang menyerupai cacar monyet ke fasilitas kesehatan terdekat," katanya kepada Kompas.com, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: Waspada Penyakit Cacar Monyet, Ini Pedoman dari Kemenkes

Karakteristik cacar monyet

Dikutip dari laman Kemenkes, cacar monyet yang disebabkan oleh virus Human monkeypox ditemukan pertama kali pada 1958.

Penularan cacar monyet terjadi melalui kontak erat dengan hewan, benda, dan manusia yang sudah terinfeksi sebelumnya.

Masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari tetapi dapat mencapai 5 sampai 21 hari.

Fase gejala awal yang terjadi pada 1 sampai 3 hari berupa demam tinggi, sakit kepada hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.

Setelah cacar mencapai fase erupsi, nantinya tubuh pasien akan muncul ruam atau lesi pada kulit, biasanya dimulai dari wajah sebelum akhirnya menjalar ke seluruh tubuh.

Ruam tersebut seperti penyakit cacar makulopapula, dan memerlukan waktu hingga 3 minggu untuk rontok atau menghilang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Bikin Akun SSCASN untuk Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Cara Bikin Akun SSCASN untuk Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus Study Tour SMP PGRI Wonosari di Jombang, 2 Orang Meninggal

Kronologi Kecelakaan Bus Study Tour SMP PGRI Wonosari di Jombang, 2 Orang Meninggal

Tren
6 Manfaat Singkong untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Tekanan Darah

6 Manfaat Singkong untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Tekanan Darah

Tren
Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Tren
Kronologi Bus Rombongan Siswa MIN 1 Pesisir Barat Terperosok ke Jurang di Tanggamus, Lampung

Kronologi Bus Rombongan Siswa MIN 1 Pesisir Barat Terperosok ke Jurang di Tanggamus, Lampung

Tren
Jadwal Operasional BCA dan Mandiri Selama Libur dan Cuti Bersama Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA dan Mandiri Selama Libur dan Cuti Bersama Waisak 2024

Tren
Skandal Transfusi Darah di Inggris, Picu Puluhan Ribu Orang Tertular HIV dan Hepatitis

Skandal Transfusi Darah di Inggris, Picu Puluhan Ribu Orang Tertular HIV dan Hepatitis

Tren
Dibuka Juni, Simak Syarat dan Cara Cek Formasi CPNS 2024

Dibuka Juni, Simak Syarat dan Cara Cek Formasi CPNS 2024

Tren
Ragam Perayaan Waisak di Berbagai Negara, Seperti Apa?

Ragam Perayaan Waisak di Berbagai Negara, Seperti Apa?

Tren
BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

Tren
Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Tren
Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Tren
Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com