Di saat yang sama, Kerajaan Sunda telah melakukan kerja sama dengan Portugis guna melegitimasi kekuasaannya di Sunda Kelapa dari kekuatan politis Islam di wilayah Jawa atau Mataram.
Namun, Fatahillah menilai bahwa dengan adanya Portugis di Sunda Kelapa, merupakan sebuah ancaman bagi seluruh wilayah Nusantara, terutama Jawa.
Fatahillah kemudian pergi ke Kerajaan Demak dan mengabdikan diri pada Sultan Trenggono.
Setelah itu, Sultan Trenggono menikahkan adik perempuannya dengan Fatahillah dan memberi kuasa atas ribuan prajurit untuk mengislamkan Sunda.
Selain diberi tugas untuk menyebarkan pengaruh Islam, Fatahillah juga diberi tugas untuk merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis.
Pada 1526, sebuah ekspedisi yang diperkirakan menggunakan 20 kapal dengan mengangkut sekitar 1.500 pasukan, berlayar menuju Sunda Kelapa.
Akhirnya pada 22 Juni 1527, Fatahillah beserta pasukannya berhasil mengalahkan Portugis dan menguasai Sunda Kelapa untuk kemudian mengganti namanya menjadi Jayakarta. Penaklukan tersebut kemudian diperingati sebagai hari jadi Kota Jakarta.
Baca juga: HUT Ke 495 DKI Jakarta, Khusus Hari Ini Naik TransJakarta Gratis
Dikutip dari Kompas.com (23/6/2021), Jayakarta kemudian mengalami perubahan nama menjadi Batavia.
Hal tersebut terjadi saat serikat dagang VOC asal Belanda menguasai wilayah tersebut pada 1619.
Penggunaan Batavia sebagai nama wilayah Jakarta cukup lama digunakan, yakni hingga tiga abad lebih pada 1619-1942.
Kemudian Batavia diganti dengam nama Djakarta atau Djakarta Tokubetsu Shi saat wilayah Nusantara dalam masa kependudukan Jepang.
Pada 17 Agustus 1945, barulah nama Jakarta digunakan dan meninggalkan nama Jepangnya.
Dikutip dari laman Sudinpusarjakpus, pada 22 Juni 1956, Wali Kota Jakarta mengusulkan tanggal 22 Juni 1527 ditetapkan sebagai Hari Jadi Jakarta.
Usulan tersebut diterima dengan suara bulat oleh DPRD Kota Jakarta sebagai tradisi untuk memperingati berdirinya Kota Jakarta.
(Sumber: Kompas.com/ Wasti Samaria Simangunsong, Lukman Hadi Subroto, Widya Lestari Ningsih | Editor: Anggara Wikan Prasetya, Widya Lestari Ningsih, Nibras Nada Nailufar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.