Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jakarta Ulang Tahun, Ini Sejarah dan Asal-usul Nama Jakarta

KOMPAS.com - Hari ulang tahun Kota Jakarta diperingati setiap tahunnya pada tanggal 22 Juni.

Tanggal tersebut diambil dari peristiwa penaklukan Sunda Kepala yang dikuasai Portugis oleh Fatahillah pada 22 Juni 1527.

Pada tahun 2022 ini, Jakarta tengah merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-495.

Kota Jakarta merupakan salah satu wilayah terpenting di Indonesia, karena saat ini masih berstatus sebagai ibu kota negara.

Oleh sebab itu, Kota Jakarta diubah menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) pada 1961.

Sebelum bernama Jakarta, kawasan tersebut dahulu sempat memiliki nama Sunda Kelapa, Jayakarta dan Batavia.

Lantas, bagaimana sejarah asal-usul Kota Jakarta?

Sunda Kelapa

Dikutip dari Kompas.com (10/6/2022), pada abad ke-5, wilayah Jakarta sudah digunakan sebagai kota pelabuhan untuk melakukan perdagangan.

Hal tersebut terjadi ketika Kerajaan Tarumanegara berkuasa di wilayah barat Pulau Jawa.

Kota pelabuhan tersebut barulah diberi nama sebagai Sunda Kelapa ketika masa Kerajaan Pajajaran.

Kata "Sunda" diambil dari nama kerajaan Sunda Pajajaran, sedangkan kata "Kelapa" diambil karena area pantai kawasan tersebut memiliki banyak pohon kelapa.

Sunda Kelapa kemudian berkembang pesat menjadi sebuah kota pelabuhan sebagai pusat perdagangan.

Penggunaan nama Sunda Kelapa akhirnya diganti menjadi Jayakarta pada 1527 setelah Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dari kekuasaan Portugis.

Jayakarta 

Dikutip dari Kompas.com (10/2/2022), Pangeran Fatahillah merupakan seorang panglima perang yang berasal dari Kerajaan Demak.

Pada 1525, dia menginjakkan kakinya di tanah Sunda dan disambut baik oleh Raja Sunda Prabu Surawisesa.

Di saat yang sama, Kerajaan Sunda telah melakukan kerja sama dengan Portugis guna melegitimasi kekuasaannya di Sunda Kelapa dari kekuatan politis Islam di wilayah Jawa atau Mataram.

Namun, Fatahillah menilai bahwa dengan adanya Portugis di Sunda Kelapa, merupakan sebuah ancaman bagi seluruh wilayah Nusantara, terutama Jawa.

Fatahillah kemudian pergi ke Kerajaan Demak dan mengabdikan diri pada Sultan Trenggono.

Setelah itu, Sultan Trenggono menikahkan adik perempuannya dengan Fatahillah dan memberi kuasa atas ribuan prajurit untuk mengislamkan Sunda.

Selain diberi tugas untuk menyebarkan pengaruh Islam, Fatahillah juga diberi tugas untuk merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis.

Pada 1526, sebuah ekspedisi yang diperkirakan menggunakan 20 kapal dengan mengangkut sekitar 1.500 pasukan, berlayar menuju Sunda Kelapa.

Akhirnya pada 22 Juni 1527, Fatahillah beserta pasukannya berhasil mengalahkan Portugis dan menguasai Sunda Kelapa untuk kemudian mengganti namanya menjadi Jayakarta. Penaklukan tersebut kemudian diperingati sebagai hari jadi Kota Jakarta.

Batavia

Dikutip dari Kompas.com (23/6/2021), Jayakarta kemudian mengalami perubahan nama menjadi Batavia.

Hal tersebut terjadi saat serikat dagang VOC asal Belanda menguasai wilayah tersebut pada 1619.

Penggunaan Batavia sebagai nama wilayah Jakarta cukup lama digunakan, yakni hingga tiga abad lebih pada 1619-1942.

Kemudian Batavia diganti dengam nama Djakarta atau Djakarta Tokubetsu Shi saat wilayah Nusantara dalam masa kependudukan Jepang.

Pada 17 Agustus 1945, barulah nama Jakarta digunakan dan meninggalkan nama Jepangnya.

Dikutip dari laman Sudinpusarjakpus, pada 22 Juni 1956, Wali Kota Jakarta mengusulkan tanggal 22 Juni 1527 ditetapkan sebagai Hari Jadi Jakarta.

Usulan tersebut diterima dengan suara bulat oleh DPRD Kota Jakarta sebagai tradisi untuk memperingati berdirinya Kota Jakarta.

(Sumber: Kompas.com/ Wasti Samaria Simangunsong, Lukman Hadi Subroto, Widya Lestari Ningsih | Editor: Anggara Wikan Prasetya, Widya Lestari Ningsih, Nibras Nada Nailufar)

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/22/090500265/jakarta-ulang-tahun-ini-sejarah-dan-asal-usul-nama-jakarta

Terkini Lainnya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke