KOMPAS.com - DKI Jakarta sempat menempati posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Rabu (15/6/2022).
Hasil tersebut dipublikasikan oleh situs IQ Air yang mengoperasikan informasi kualitas udara real-time gratis terbesar di dunia.
Dikutip dari Kompas TV, indeks kualitas udara di DKI Jakarta mencapai angka 185 AQI US pukul 10.00 WIB yang menyebabkan masuk ke dalam kategori merah atau tidak sehat.
Kemudian indeks kualitas udara tersebut mulai menurun ke angka 165 AQI US pada pukul 12.00 WIB dan terus menurun ke kategori sedang di angka 65 AQI US pukul 17.00 WIB.
Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan mengungkapkan, penyebab buruknya kualitas udara di DKI Jakarta karena kelembapan tinggi dan suhu yang rendah.
Kualitas udara yang buruk tersebut diperparah dengan kontribusi polusi udara dari kendaraan bermotor di jalanan DKI Jakarta.
"Berdasarkan data dari Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada tanggal 15 Juni 2022 sejak dini hari kelembapan tinggi, sedangkan suhunya rendah. Akibatnya, polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer," kata Yogi, dikutip dari Kompas.com, Rabu (15/6/2022).
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Terburuk Sedunia, Ini Penyebabnya
Pada Jumat (17/5/2022) pukul 10.00 WIB, DKI Jakarta berada diposisi kedua sebagai kota dengan kondisi terburuk di dunia.
Indeks kualitas udara berada di angka 169 AQI US dengan konsentrasi polutan utama PM2.5.
Angka polutan utama tersebut setara dengan 18.2 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sedangkan diposisi pertama adalah Kota Johannesburg di Afrika Selatan dengan indeks kualitas udara berada di angka 192 AQI US.
Berikut daftar kota dengan kualitas terburuk, dilansir dari IQ Air pada Jumat (17/5/2022) pukul 10.00 WIB:
Sedangkan untuk 5 kota dengan kualitas udara paling tercemar pada 2021 adalah sebagai berikut:
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Terburuk Sedunia, Ini Penyebabnya
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berupaya agar perkembangan perekonomian tidak dibarengi dengan dampak lingkungan yang negatif.
"Baik dari kualitas udara maupun dampak keluaran emisi bagi risiko perubahan iklim," ungkap Yogi kepada Kompas.com, Kamis (16/6/2022).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.