KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi terkait warganet yang menanyakan apakah betul vitamin C bisa bermanfaat untuk kulit viral di media sosial pada Jumat (10/6/2022).
"Lewat efYpe tikt0k, emng beneran bisa ngaruh ke kulit? se worth it apa guyss," tulis pengunggah dalam twit-nya.
Twit juga dilengkapi dengan tangkapan layar seorang perempuan yang mengonsumsi vitamin C secara rutin yakni 3-4 kali dalam seminggu.
Hingga Senin(13/6/2022) pagi, twit itu sudah diretwit sebanyak 583 kali dan disukai sebanyak 11.900 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Baca juga: Viral soal Unggahan 5 Waktu Tidur yang Tidak Disarankan, Ini Kata Dokter
Lalu, benarkah vitamin C bermanfaat bagi kesehatan kulit?
Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, dr Ismiralda Oke Putranti mengatakan bahwa memang benar ada banyak manfaat vitamin C bagi kulit.
"Vitamin C memang banyak manfaatnya tidak hanya ke kulit tapi juga untuk semua sel dalam tubuh kita," ujar Oke saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/6/2022).
Ia menjelaskan, vitamin C berperan sebagai antioksidan untuk menekan terjadinya stres oksidatif yang terjadi pada tubuh akibat radikal bebas yang dapar merusak sel dan jaringan.
Baca juga: Respons KAI soal Twit Viral Disebutkan Ibu Hamil Kelelahan Naik Turun Tangga di Stasiun Cakung
Vitamin C pada kulit juga dapat menghambat fungsi revisi enzim tirosinasi dalam pembentukan eumelanin (pigmen yang gelap).
Enzim ini mampu mengubah pigmen gelap menjadi pigmen yang lebih terang.
Selain itu juga vitamin C memberikan perlindungan terhadap kerusakan kulit akibat UV (fotoproteksi) dan anti-aging.
"Vitamin C juga bisa memodulasi jalur sinyal pertumbuhan dan diferensiasi sel kulit (keratinosit), serta berperan dalam pembentukan sawar kulit dan kolagen di dermis," lanjut dia.
Baca juga: Bisakah Konsumsi Vitamin A Mengurangi Mata Minus? Ini Kata Dokter
Seperti yang disampaikan di atas, peran vitamin C tidak hanya pada kulit tapi juga sel dan jaringan lain.
Oke mengatakan, peran vitamin C bagi tubuh yakni berfungsi secara biokimia untuk menstimulasi enzim, sintesis kolagen, aktivasi hormonal, antioksidan, detoksifikasi histamin, fungsi fagosit dari leukosit, dan hidroksilasi proline.
"Vitamin C penting dalam hidroksilasi prolyl dan lysyl dalam biosintesis kolagen, yang berfungsi sebagai penyembuh luka," ujar Oke.
Fungsi berikutnya dari vitamin yang larut dalam air ini adalah vitamin C efektif melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif serta menekan pembentukan zat karsinogenik seperti nitrosamine.
Menariknya, vitamin C juga memiliki efek dalam menurunkan tekanan darah.
Baca juga: 4 Manfaat Pijat Payudara, Deteksi Kanker hingga Perbaiki Penampilan
Lantaran memiliki sederet manfaat, seseorang tidak serta-merta mengonsumsi vitamin C secara berlebihan.
"Harus hati-hati, sebab konsumsi vitamin C dosis terlalu tinggi malah justru bisa menimbulkan bahaya terutama pada ginjal, karena sisa metabolisme vitamin C akan dibuang melalui ginjal," ujar Oke.
Sebagai informasi, kadar vitamin C yang dibutuhkan tubuh hanya 200mg, sisanya akan dibuang, ini yang berpotensi mengkristal dan berisiko menimbulkan batu saluran kemih.
Baca juga: Mengapa Laki-laki Bisa Terkena Kanker Payudara? Ini Kata Dokter
Dikutip dari Kompas.com, (6/1/2021), dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Hospital, Jakarta Selatan, dr Inge Permadhi menjelaskan, orang yang sehat hanya membutuhkan setidaknya 90mg vitamin C.
Tetapi, pada kasus orang sakit tertentu, dokter akan memberikan vitamin C sebanyak 1.000 mg sampai 2.000 mg pada pasien.
Namun, pemberian vitamin dosis tinggi ini diberikan tidak melalui jalur lambung, melainkan melalui pembuluh darah dan bagian lain yang masih memungkinkan.
Pemberian vitamin C lewat lambung juga harus diperhatikan karena asam bisa menimbulkan lambung menjadi perih.
Baca juga: Trending #NoBraDay, Mari Kenali Kanker Payudara dari Gejala hingga Deteksi Dini
Sementara itu, perlu diperhatikan ketika seseorang mengonsumsi vitamin C dalam dosis tinggi.
Sebab, apabila tubuh sudah terbiasa dengan dosis yang berlebih atau tinggi, maka ia akan menuntut untuk diberi dosis tersebut secara terus menerus.
Dampaknya, jika seseorang setelah konsumsi vitamin C dosis tinggi kemudian diturunkan dosisnya menjadi dosis normal, maka tubuh akan berkurang daya tahannya untuk melawan penyakit.
"Pada saat itu, pertahanan tubuh juga akan menurun. Bisa terjadi sariawan, karena tubuh juga sudah menuntut jumlah dosis yang tinggi," ujar Inge saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/1/2021).
Selain itu, Inge menambahkan, jika konsumsi vitamin C tidak diimbangi dengan makan, atau dikonsumsi saat perut kosong, maka akan terjadi maag atau gastrointertinal.
Gejalanya dapat dirasakan dengan munculnya rasa nyeri ulu hati, mual, muntah, bahkan diare.
Baca juga: Mengenal Kateter Urine: Pengertian, Jenis, dan Efek Samping