KOMPAS.com - Kateter urine mendadak viral usai mahasiswi Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta membagikan pengalamannya memasang kateter untuk pasien pria di media sosial TikTok.
Kateter urine adalah alat yang biasa digunakan untuk membantu seseorang dengan keluhan sulit buang air kecil.
Lantaran kesulitan buang air kecil, alat ini membantu mengosongkan kandung kemih agar tidak terjadi gagal ginjal.
Baca juga: Urine Beraroma Kopi, Berbahayakah?
Berikut sejumlah hal yang perlu diketahui tentang kateter urine:
Dilansir dari laman RSUD Mangusada, kateter urine adalah tindakan memasukkan selang ke dalam kandung kemih melalui uretra atau saluran tempat mengalirnya urine.
Selang yang digunakan pun tidak sembarangan. Melainkan, selang kecil tipis yang terbuat dari karet atau plastik berbahan lentur dan fleksibel.
Pemasangan kateter bertujuan agar pasien dapat kencing dan membuang urine dengan normal.
Pasalnya, air kencing atau urine yang menumpuk di kandung kemih dapat menyebabkan kerusakan ginjal hingga gagalnya fungsi ginjal.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Tidur dan Bangun?
Lantas, siapa saja yang membutuhkan kateter urine?
Menurut MedlinePlus, kateter urine sangat dibutuhkan oleh orang-orang dengan kondisi berikut:
Biasanya, pemasangan kateter urine hanya bersifat sementara sampai pasien dapat kembali buang air kecil dengan normal.
Namun, pasien yang parah atau lanjut usia (lansia) kemungkinan memerlukan kateter dalam jangka waktu panjang atau bahkan permanen.
Baca juga: Mengenal Nocturia, Gangguan Sering Pipis di Tengah Malam
Masih dari sumber yang sama, terdapat tiga jenis kateter urine, yakni:
Kateter menetap atau indwelling catheter adalah kateter yang dimasukkan ke dalam kandung kemih.
Jenis kateter ini dapat digunakan dalam waktu singkat ataupun lama. Namun, penggunaan kateter disarankan kurang dari 30 hari.