Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Lambang WHO dan IDI Ular dan Tongkat? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 25/05/2022, 12:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Dewa Asclepius dari mitologi Yunani

Dalam penggambaran, Asclepius berwujud setengah dewa, karena ayahnya seorang dewa, sementara ibunya adalah manusia (seorang putri kerajaan) bernama Coronis.

Menurut mitologi Yunani, Asclepius mampu memulihkan kesehatan orang sakit dan menghidupkan kembali orang mati.

Dikisahkan, Zeus membunuh Asclepius dengan petir karena mengganggu tatanan alam dunia dengan menghidupkan kembali orang mati.

Sementara versi lain menyatakan bahwa Zeus membunuhnya sebagai hukuman karena menerima uang sebagai imbalan untuk melakukan kebangkitan.

Setelah Asclepius meninggal, Zeus menempatkan Asclepius di antara bintang-bintang sebagai konstelasi Ophiuchus, atau "pembawa ular".

Orang Yunani menganggap ular sebagai sesuatu yang suci. Mereka juga menggunakannya dalam ritual penyembuhan untuk menghormati Asclepius.

Alasannya, karena bisa ular dianggap sebagai obat dan pergantian kulit mereka dipandang sebagai simbol kelahiran kembali dan pembaruan.

Tongkat, ular, dan sayap

Selain ular dan tongkat, ada juga lambang kesehatan yang bergambar dua ular bersayap dan tongkat yang disebut caduceus.

Dikisahkan bahwa tongkat itu merupakan tongkat yang dibawa oleh dewa Olympian bernama Hermes.

Dalam mitologi Yunani, Hermes adalah utusan antara para dewa dan manusia untuk menyampaikan pesan. Oleh karena itu, disimbolkan dengan gambar sayap.

Sementara, makna tongkat adalah peran Hermes yang sebagai pemandu ke dunia bawah atau neraka.

Hermes juga merupakan pelancong. Di zaman dahulu dokter harus melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki memeriksa pasiennya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com