"Adanya virus PMK disebabkan oleh virus Foot and Mouth Disease (FMD) dan Apthtae Epizooticae," jelas dia.
"Adapun ciri-cirinya adalah melepuh pada mulut sapi, kemudian juga teracak itu kakinya sapi," lanjutnya.
Baca juga: Apakah Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Menular ke Manusia?
Lebih lanjut, Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) menyatakan bahwa hewan-hewan yang tertular PMK harus dimusnahkan.
Akan tetapi, menurut Mustofa, konsep tersebut tidak bisa diadopsi di Indonesia karena akan mengakibatkan efek yang membahayakan bagi peternak.
Terlebih, virus penyebab PMK akan mati dalam suhu tinggi. Sehingga, hewan dengan PMK masih aman untuk dikonsumsi dan PMK juga tidak menular ke manusia.
Kendati demikian, meski hewan dengan PMK aman untuk dikonsumsi dan tidak menular ke manusia, diimbau agar para peternak bersama-sama berjuang mencegah PMK menyebar lebih luas.
Sebab, tingkat kematian hewan khususnya pada hewan yang berumur muda akibat PMK cukup tinggi.
Baca juga: 10 Hewan Darat Tercepat di Dunia, Apa Saja?
Hal pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK, yaitu dengan melakukan disinfektan kandang secara teratur.
Kedua, jika terjadi wabah penyakit pada suatu kandang harus dilakukan karantina pada kandang tersebut.
Hal itu untuk mencegah penyakit semakin menyebar secara luas.
Baca juga: Muncul Lagi di Gunungkidul, Apa Itu Antraks?
Sementara ketiga, jangan sesegera mungkin menjual hewan yang baru sembuh dari PMK.
Sebab, meskipun PMK merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya setelah 14-21 hari, sapi bisa menularkan PMK hingga satu tahun setelah sembuh.
Bahkan, kerbau bisa menularkan PMK hingga lima tahun setelah sembuh.
Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Ini Penyebab, Gejala dan Pencegahannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.