Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi dan Penyebab Kapal Pertamina Dicegat Greenpeace di Denmark

Kompas.com - 05/04/2022, 19:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Kendati demikian, transfer minyak antar kedua kapal tersebut dicegah oleh para aktivis Greenpeace.

Mereka mendekati kedua kapal dan berlayar diantara kedua kapal raksasa tersebut. Bahkan beberapa aktivis juga membawa spanduk yang menyerukan untuk menghentikan perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina.

Sebelumnya, para aktivis Greenpeace telah menyerukan embargo terhadap minyak asal Rusia menyusul invasi negeri Beruang Merah itu ke Ukraina.

Baca juga: Untung Rugi Hadir Tidaknya Rusia di KTT G20 Indonesia

Penyebab penyegatan Kapal Pertamina

Para aktivis Greenpeace mengutuk perang yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Mereka mengecam perang tersebut dan berupaya untuk melakukan embargo minyak.

Salah satu aktivis Greenpeace berpendapat bahwa membeli minyak di Rusia sama halnya dengan mendukung perang yang terjadi di Ukraina.

"Sangat memalukan bahwa kami terus mendanai perang dengan membeli bahan bakar fosil Rusia. Ini terjadi di Denmark. Mereka seharusnya tidak diizinkan berada di sini," kata Martner, salah satu aktivis Greenpeace.

Dilansir dari laman remsi Greenpeace, Sune Scheller selaku kepala Greenpeace mengatakan bahwa membeli minyak ke Rusia merupakan akar yang menyebabkan krisis konflik dan parang di Ukraina terus terjadi.

“Jelas bahwa bahan bakar fosil dan uang yang mengalir ke dalamnya adalah akar penyebab krisis iklim, konflik, dan perang, sehingga menyebabkan penderitaan besar bagi orang-orang di seluruh dunia,” tuturnya.

“Pemerintah seharusnya tidak memiliki alasan untuk terus membuang uang dengan membeli bahan bakar fosil Rusia yang menguntungkan segelintir orang dan memicu perang di Ukraina,” imbuhnya.

Baca juga: Indonesia Harus Tetap Mengundang Rusia dalam KTT G20, Ini Alasannya

299 Kapal membawa minyak dari Rusia

Sebelumnya, aktivis Greenpeace mengatakan telah melacak 299 kapal tanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia melancarkan perang yang disebut mereka sebagai “operasi militer khusus" di Ukraina (24/2/2022).

“Dari jumlah itu (299 kapal), 132 menuju ke Eropa,” imbuh Scheller.

Perang antara Rusia ke Ukraina sempat dikecam oleh sejumlah negara di dunia. Beberapa negara bahkan menjatuhkan sanksi ke Rusia atas tindakannya.

Uni Eropa dan sekutunya salah satunya. Mereka telah menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia, termasuk membekukan aset bank sentralnya. Namun Uni Eropa hingga saat ini belum menjatuhkan sanksi terhadap minyak dan gas Rusia lantaran masih menggantungkan minyak dan gas Rusia.

Sementara Amerika Serikat dan Inggris telah mengambil langkah untuk melarang impor minyak Rusia.

Untuk diketahui, Rusia merupakan pemasok bahan bakar fosil terbesar ke Uni Eropa dan pada 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com