Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Menuntut Google Hentikan Penyebaran Ancaman via Youtube

Kompas.com - 25/03/2022, 12:05 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rusia menuntut Google Alphabet Inc untuk berhenti menyebarkan ancaman terhadap warganya di YouTube.

Hal tersebut dilakukan Rusia kepada raksasa teknologi tersebut di saat perang yang sedang terjadi di Ukraina.

Ini menjadi sebuah langkah awal yang dapat membuat pemblokiran layanan media sosial tersebut di wilayah Rusia.

Regulator Telekomunikasi dan Digital Rusia, Roskomnadzor, mengatakan bahwa iklan di YouTube yang menyerukan penghentian sistem komunikasi dan jaringan kereta api Rusia dan Belarus menunjukkan sikap anti Rusia.

"Aktivitas administrasi YouTube adalah teroris di alam dan mengancam kehidupan dan kesehatan warga Rusia," kata Roskomnadzor, dikutip dari Aljazeera, Jumat (18/3/2022).

Baca juga: Biden Minta Rusia Didepak dari Keanggotaan G20

Menuntut agar menghentikan iklan anti Rusia

Walaupun tidak disebutkan akun yang menerbitkan iklan seperti yang dimaksudkan oleh Roskomnadzor, namun pihak Rusia tetap menentang dan menuntut agar Google berhenti menyiarkan kampanya iklan anti Rusia.

“Roskomnadzor dengan tegas menentang kampanye iklan semacam itu dan menuntut agar Google berhenti menyiarkan video anti-Rusia sesegera mungkin," ujarnya.

Ketika pemberitaan tersebut diterbitkan, perwakilan Google di Rusia belum berkomentar mengenai tuntutan itu.

Logo YouTube.Reska K. Nistanto/Kompas.com Logo YouTube.

Perselisihan yang terjadi antara YouTube dan Roskomnadzor adalah perselisihan terbaru antara Moskwa dan perusahaan teknologi asing atas Ukraina

YouTube telah memblokir media yang didanai Rusia secara global, hal ini menyebabkannya mendapatkan tekanan berat dari regulator komunikasi dan politisi Rusia.

Selain itu, Rusia juga marah karena platform Meta mengizinkan pengguna media sosialnya di Ukraina untuk mengirim pesan seperti "Matilah penjajah Rusia".

Moskwa telah memblokir Instagram minggu ini, setelah menghentikan akses Facebook karena melakukan pembatasan pada media Rusia.

Baca juga: Rusia Tuding Ada Laboratorium Senjata Biologis AS di Ukraina, Begini Tanggapan AS dan China

Dapat berbisnis kembali

Dilansir dari Reuters, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Jumat (18/3/2022) menulis kritik keras terhadap perusahaan media sosial asing dengan menyebutkan nama Meta dan Youtube.

Namun, dia mengisyaratkan kemungkinan untuk kedua platfrom tersebut dapat kembali ke  pasar Rusia.

"Para 'penjaga' kebebasan berbicara dengan sangat serius mengizinkan pengguna media sosial mereka untuk mendoakan kematian bagi militer Rusia," kata Medvedev.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com