Temuan Watson dan Crick diumumkan secara resmi pada 25 April 1953 setelah dipublikasikan di majalah Nature.
Artikel tersebut bahkan merevolusi studi biologi dan kedokteran.
Di antara perkembangan yang mengikuti langsung dari temuan itu adalah skrining pra-kelahiran untuk gen penyakit, makanan rekayasa genetika, dan kemampuan untuk mengidentifikasi sisa-sisa manusia.
Selain itu, temuan itu juga memungkinkan adanya pengobatan yang rasional untuk penyakit seperti AIDS dan pengujian akuran bukti fisik untuk menghukum atau membebaskan penjahat.
Sayangnya, kedua ilmuwan itu kemudian berselisih setelah Crick menuduh Watson salah dalam menggambarkan kolaborasinya.
Kontroversi yang lebih besar muncul atas penggunaan hasil dari pekerjaan yang dilakukan oleh peneliti DNA lain, Rosalind Franklin.
Baca juga: Percepat Jarak Vaksinasi, Berikut Aturan Lengkap Vaksinasi Booster
Sebelum membuat temuan mereka, Maurice Wilkins menunjukkan fotografi sinar-X dari Frangklin kepada Watson dan Crick.
Citra foto itu menetapkan bahwa molekul DNA ada dalam konformasi heliks.
Ketika Crick dan Watson memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1962, mereka membaginya dengan Wilkins.
Namun, Franklin tak memenuhi syarat untuk penghargaan itu karena meninggal pada 1956 karena kanker ovarium.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.