Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Melonguane Sulut, Berikut Analisis BMKG

Kompas.com - 26/02/2022, 14:22 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bumi bermagnitudo 5,8 mengguncang wilayah Melonguane, Sulawesi Utara pada Sabtu (26/2/2022) pukul 13.15 WIB.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang diterima Kompas.com, gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

"Gempa ini tidak berpotensi tsunami," bunyi keterangan pada rilis tersebut.

Berikut analisis dari BMKG dari gempa yang terjadi di Melonguane, Sulawesi Utara.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Melonguane Sulut, Tak Berpotensi Tsunami

Dipicu Lempeng Laut Filipina

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa yang terjadi dipicu oleh subduksi Lempeng Laut Filipina.

"Gempa Talaud Mag. 5,8 dipicu subduksi Lempeng Laut Filipina menimbulkan guncangan di Miangas," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/2/2022).

Ia menambahkan, Gempa Talaud M5,6 yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Laut Filipina.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik (oblique-thrust fault).

Gempa tektonik

Daryono mengatakan, kekuatan gempa yang sebenarnya magnitudi 5,6. Angka ini diperoleh berdasarkan pemutakhiran parameter hasil analisis BMKG.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,6," ujar Daryono.

Ia juga menambahan, gempa yang terjadi di Melonguane termasuk gempa tektonik.

Pusat gempa bumi atau episenter terletak pada jarak 30 Km arah Barat Laut Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 118 km.

Wilayah yang merasakan

Selain itu, gempa juga mengguncang wilayah lain dengan intensitas skala MMI yang berbeda, yakni:

  • Kepulauan Talaud dengan skala intensitas IV MMI.
  • Nanusa dan Gemeh, Kepulauan Talaud dengan skala intensitas III - IV MMI.

Untuk skala III MMI artinya, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Sementara, untuk skala IV MMI artinya, pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

Tidak berpotensi tsunami

Daryono mengungkapkan, berdasarkan hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Hingga pukul 13.40 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Talaud M5,6 belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).

Baca juga: Fakta-fakta Gempa Pasaman Barat Magnitudo 6,1

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com