Penyebab tersebut terjadi karena masyarakat mudah tergiur bunga tinggi dalam waktu yang singkat. Dan juga belum paham bagaimana harus berinvestasi.
Baca juga: Ini Alasan Mengapa NFT Bisa Dijual Sangat Mahal hingga Miliaran Rupiah
Tongam menjelaskan bahwa investasi selalu memiliki resiko, terutama pada aset kripto yang high risk high retrun.
"Ada potensi mendapatkan keuntungan dari capital gain atas pembelian aset kripto, tapi juga ada potensi kerugian/loss karena harga aset kripto-nya turun," ungkap Tongam.
Nilai aset kripto sangat fluktuatif di mana dalam waktu singkat bisa turun hampir separuh nilai awalnya atau mungkin lebih dan tidak ada fundamental atau underlying yang pasti.
Baca juga: Hati-hati, Berikut 3 Investasi Bodong yang Perlu Dihindari Masyarakat
"Naik turun harga aset kripto tidak hanya dipengaruhi supply dan demand tapi juga berita kecil atau berita simpang siur," katanya lagi.
Di bebrapa kasus, kripto bahkan dapat stagnan hanya karena terjadi transaksi di komunitas tertentu atau tidak dapat dijual karena tidak adanya permintaan dari market.
"Bahkan nilai aset kripto itu bisa stagnan karena jual beli hanya terjadi di komunitas tertentu dan tidak bisa dijual karena tidak ada demand atau market-nya di luar komunitasnya atau tidak," jelasnya.
Baca juga: Demi Masa Depan, Lebih Baik Menabung atau Investasi?
Lebih lanjut, Tongam menyarankan masyarakat yang ingin melakukan investasi di kripto untuk terlebih dahulu memahami proses perdagangan aset kripto terjadi.
Selanjutnya, pahami calon investor juga harus mekanisme pasar kripto.
Infografik: Apa itu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.