Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Egg Freezing, Bagaimana Peluangnya Menghasilkan Keturunan?

Kompas.com - 24/01/2022, 15:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Angka keduanya berbeda karena keduanya mengukur tingkat keberhasilan berdasarkan tahapan perawatan kesuburan yang berbeda.

Siklus Fertilisasi in vitro (IVF) atau sering disebut bayi tabung yang melibatkan egg freezing adalah sebagai berikut:

  1. Telur yang sebelumnya dibekukan dan disimpan dicairkan
  2. Yang bertahan dari pencairan akan dibuahi dengan sperma
  3. Telur yang berhasil dibuahi mulai berkembang menjadi embrio
  4. Dari embrio yang bertahan, biasanya satu atau dua (maksimal tiga untuk wanita di atas 40 tahun) akan dipindahkan ke rahim.

Angka satu persen Lord Winston mengacu pada proporsi semua telur beku yang dicairkan untuk digunakan dalam perawatan kesuburan yang menghasilkan kehamilan dan kelahiran hidup berikutnya.

Sementara itu data dari HFEA 2016 yang diberikan kepadanya sebagai tanggapan atas pertanyaan di House of Lords, menempatkan tingkat kehamilan pada 1,8 persen.

Tidak ada data tentang kelahiran hidup yang tersedia untuk tahun 2016 pada saat Lord Winston mengajukan pertanyaan, tetapi melihat data tahun 2015, 2 persen dari semua telur yang dicairkan berakhir sebagai kehamilan dan 0,7 persen sebagai kelahiran hidup.

HFEA mengukur keberhasilan berdasarkan berapa banyak embrio (yang dikembangkan dari egg freezing) yang menghasilkan kelahiran hidup.

Dengan menggunakan ukuran ini, 19 persen perawatan IVF menggunakan telur beku milik pasien sendiri berhasil pada 2017.

Baca juga: Tak Kunjung Menikah dan Sempat Salahkan Diri, Luna Maya Ambil Keputusan Egg Freezing

Seorang ginekolog NHS dan dosen kedokteran reproduksi di University of Dundee, Dr Sarah Martins Da Silva, mengatakan ada "pengurangan" yang terjadi saat menggunakan metode ini.

"Tidak setiap telur menghasilkan embrio, tidak setiap embrio menghasilkan kehamilan, dan tidak setiap kehamilan menghasilkan bayi," kata Dr Sarah Martins Da Silva.

Dari pencairan, pembuahan, perkembangan menjadi embrio, transfer embrio ke rahim, telur bisa hilang pada setiap tahap.

Selain itu tidak pernah ada keinginan bahwa setiap telur dalam siklus pengobatan akan digunakan.

Tetapi data HFEA hanya melihat tingkat kelahiran setelah embrio ditransfer dan tidak setiap siklus perawatan akan menghasilkan embrio.

Itu berarti tingkat keberhasilan HFEA bisa lebih rendah jika termasuk wanita yang siklus IVF-nya gagal bahkan sebelum embrio dapat ditanamkan.

Baca juga: Mengenal Program Bayi Tabung, Bagaimana Prosesnya?

Usia berpengaruh

Peluang Anda untuk hamil juga sangat bergantung pada usia Anda saat sel telur dibekukan, dan kesehatan Anda secara umum.

Menurut data HFEA, wanita yang berusia di bawah 35 tahun saat sel telur mereka dibekukan memiliki jumlah kelahiran tertinggi per siklus pengobatan dan angka ini menurun seiring bertambahnya usia.

Jadi, wanita yang lebih muda dan lebih sehat bisa memiliki peluang lebih tinggi dari 19 persen.

Sementara itu menurut studi berskala besar pada 2018, dilansir Financial Times, 20 Januari 2022, yang dilakukan lebih dari 6.000 wanita menunjukkan bahwa bagi mereka yang membekukan telur sebelum mencapai usia 35, tingkat keberhasilannya mencapai 69 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com