Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Mengapa NFT Bisa Dijual Sangat Mahal hingga Miliaran Rupiah

Kompas.com - 14/01/2022, 12:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan ini, publik diramaikan dengan seorang pemuda bernama Ghozali yang menjual foto selfie-nya bernilai miliaran rupiah.

Foto selfie tersebut dikumpulkan selama 5 tahun terakhir dan dijual sebagai produk NFT di OpenSea.

Ada sebanyak 933 foto selfie yang dijual untuk dikoleksi. Mulanya, harga untuk mengoleksi 1 selfie Ghozali hanya sebesar 0.001 ETH atau sekitar Rp 45.000.

Setelah viral hingga mengundang banyak kolektor, harga NFT Ghozali Everyday rata-rata di sekitar 0.3 ETH atau Rp 14 juta.

Salah seorang kolektor yang memiliki Ghozali Everyday seri #732 bahkan menghargai selfie Ghozali sebesar 999 ETH atau sekitar 3 juta dollar AS.

Lantas, mengapa NFT bisa berharga sangat mahal?

Baca juga: Viral Foto Selfie Dijual hingga Miliaran, Ini Sebab NFT Bisa Amat Mahal

Alasan NFT bisa bernilai sangat mahal

Dikutip dari Kompas.com, (13/1/2022), Non-Fungible Token (NFT) adalah token yang tidak dapat dipertukarkan.

NFT digambarkan seperti menggunakan teknologi relatif baru yang mengesahkan keaslian dan kepemilikan token melalui buku besar digital dari semua transaksi masa lalunya.

Dengan kata lain, blockchain, yang merupakan tulang punggung cryptocurrency.

Obyek apa pun dapat "dibungkus" dalam paket digital dan diotentifikasi dengan tanda tangan unik, yang menyatakan keaslian dan kelangkaannya.

Sementara itu, dilansir dari Forbes, (14/5/2021), NFT adalah aset digital yang mewakili obyek dunia nyata, seperti seni, musik, item dalam game, dan video.

Benda-benda itu dijual secara online, sering kali menggunakan cryptocurrency, seperti Bitcoin atau Ethereum.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui soal Apa Itu NFT

 

Apa alasan NFT bisa dihargai sangat mahal?

Ketua Dewan Asosiasi Industri Teknologi Washington Cascadia Blockchain dan Direktur Pelaksana Yellow Umbrella Ventures Arry Yu mengatakan, NFT menciptakan kelangkaan digital.

Biasanya kreasi digital tersedia dalam jumlah banyak yang hampir tak terbatas.

Namun, dengan NFT, suatu kreasi digital hanya dijual terbatas, dengan banyak peminat. Semakin banyak peminat dan semakin sedikit barang yang tersedia maka akan meningkatkan harganya.

Akan tetapi, siapa pun dapat melihat gambar di online secara gratis, jadi mengapa orang rela menghabiskan jutaan dollar untuk sesuatu yang dapat mereka screenshot.

Hal itu karena NFT memungkinkan pembeli memiliki barang asli. Tak hanya itu, NFT berisi otentifikasi bawaan, yang berfungsi sebagai bukti kepemilikan.

Kolektor menghargai “digital bragging rights” yang melekat pada NFT, lebih dari barang itu sendiri.

NFT sudah ada sejak 2014 dan kini menjadi populer untuk membeli dan menjual karya seni digital.

NFT yang diyakini paling terkenal saat ini adalah karya seniman digital Mike Winklemann, yang lebih dikenal sebagai "Beeple".

Dia membuat gabungan 5.000 gambar harian untuk menciptakan NFT paling terkenal saat itu yakni "EVERYDAYS: The First 5000 Days," yang dijual di Christie’s for a record dengan harga 69,3 juta dollar AS (Rp 991 miliar).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com