KOMPAS.com - Posisi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) masih mengalami kekosongan hampir dua bulan.
Itu terjadi selepas Jenderal TNI Dudung Abdurachman dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Joko Widodo pada 17 November 2021.
Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Rabu (12/1/2022), kekosongan posisi Pangkostrad turut dipertanyakan oleh anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin.
Menurut Hasanuddin, posisi Pangkostrad mesti segera diisi karena Kostrad merupakan satuan yang besar sehingga memerlukan komando dan pengendalian yang pasti.
Lantas, bagaimana pandangan pengamat militer terkait kekosongan posisi Pangkostrad hingga sekian bulan tersebut?
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, memang tidak ada ketentuan yang secara spesifik mengatur tenggat waktu pengisian jabatan Pangkostrad.
Terlebih, pengisian jabatan Pangkostrad tetap harus dilakukan secara cermat dan berhati-hati sesuai mekanisme dan prosedur yang berlaku di lingkungan TNI.
Adapun prosesnya, imbuh Fahmi, melalui Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) serta mempertimbangkan aspek-aspek kebutuhan organisasi, kapabilitas, dan kompetensi.
"Tapi jika berlarut-larut, publik bisa berspekulasi bahwa selain proses di Wanjakti ini, masih ada proses dan komunikasi politik yang belum tuntas juga terkait nama-nama potensial," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/1/2022).
"Dan yang dinilai selaras dengan misi dari Panglima tertinggi yang akan diemban oleh Pangkostrad baru. Bisa dari jajaran bintang tiga, bisa dari jajaran bintang dua yang menjabat Pangdam saat ini, atau pernah menjabat Pangdam," imbuh Fahmi.
Baca juga: Ulang Tahun Ke-60, Ini Jejak Sejarah Kelahiran Kostrad...
Panglima Kostrad, kata Fahmi, adalah jabatan bintang tiga.
Selain para perwira bintang tiga, posisi Pangkostrad dapat diisi sebagai jabatan promosi bagi para perwira bintang dua.
Namun, lebih baik lagi jika diisi oleh sosok yang sedang maupun pernah menjabat Panglima Kodam (Pangdam), dan jabatan bintang dua strategis lainnya.
Menurutnya, dalam hal ini ada banyak perwira tinggi bintang dua yang berpeluang untuk promosi dilihat dari sisi kebutuhan, kapabilitas, kekayaan pengalaman, dan prestasi.