Sel saraf pusat yang ada di sumsum tulang belakang jika mati tidak bisa beregenerasi atau tidak bisa digantikan sel baru, menyebabkan kondisi kerusakan yang kompleks dan makin memburuk.
Sehingga, jika sel saraf di sumsum tulang belakang mati (mati langsung atau mati akibat lambat atau salahnya penanganan, akan menyebabkan fungsi-fungsi saraf sensorik seperti rasa dan nyeri menghilang.
Begitu pula fungsi saraf motorik (gerak) juga bisa hilang sehingga lengan dan tangan atau tungkai dan kaki menjadi lemah bahkan lumpuh.
Baca juga: [POPULER TREN] Sudah Terdeteksi di Indonesia, Apa Gejala Omicron?
Jika saraf otonom yang rusak maka konsekuensinya bisa terjadi gangguan buang air kecil atau buang air besar, suhu tubuh, tekanan darah dan sistem sirkualasi darah bahkan pada laki-laki bisa menyebabkan alat vitalnya tidak bisa ereksi.
Beberapa akson di sel saraf mungkin tetap utuh, dan masih mampu membawa sinyal ke atas atau ke bawah sumsum tulang belakang, tapi karena jumlahnya mungkin terlalu sedikit tidak mampu untuk menjalankan fungsi saraf dengan normal.
Orang dengan cedera di atas tulang leher bagian atas bahkan memerlukan alat bantu nafas (ventilator) untuk tetap bisa bernapas.
Akibat tambahan dari cedera saraf tulang belakang bisa berlanjut. Cedera tulang yang membuat berbaring terlalu karena lumpuh akan menyebabkan luka akibat tubuh menekan alas tidur atau disebut decubitus.
Selain itu, juga mudah terkena infeksi, biasanya sistem paru-paru dan dan saluran kencing. Bahkan pada beberapa kasus bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah yang dapat mengancam nyawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.