Sementara itu, penanganan cedera saraf tulang belakang dapat dilakukan operasi darurat cedera saraf tulang belakang dalam mengatasi patah tulang belakang dan/atau kerusakan sumsum tulang belakang akibat patah tulang, pembekuan darah, atau jaringan lain disekitarnya yang rusak.
Beberapa penelitian menunjukkan, suntikan obat kortikosteroid bermanfaat membantu cedera tulang belakang.
“Jika terjadi kondisi yang disebut spinal shock yang bersifat sementara namun permanen jika tidak diobati,” ujar Wawan dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (17/12/2021).
Selain itu, bisa dilakukan operasi terjadwal (non emergency) jika tujuannya hanya untuk memperbaiki stabilitas tulang belakangnya, namun kerusakan sarafnya sudah permanen.
Adapun tujuan jangka panjang dari perawatan cedera tulang belakang meliputi:
Baca juga: Laura Anna Keluhkan Asam Lambung Sebelum Meninggal, Bisakah GERD Sebabkan Kematian?
Terdapat beberapa kemungkinan komplikasi jangka panjang dari cedera tulang belakang mungkin seperti:
Mayoritas orang dengan cedera tulang belakang memerlukan beberapa bentuk rehabilitasi fisik, atau terapi, baik dengan rawat inap atau rawat jalan.
Rehabilitasi dapat membantu pasien cedera saraf tulang belakang untuk dapat belajar menggunakan alat bantu seperti alat bantu jalan/walker atau kursi roda.
Selain itu, pasien juga dapat memperoleh kembali kekuatan dan mobilitas di area tubuh dengan fungsi saraf, serta memulihkan kemampuan untuk aktivitas hidup sehari-hari, seperti makan minum sendiri , berpakaian dan ke toilet.
Adapun alat prostesis (pengganti tangan atau kaki buatan) cukup andal untuk membantu aktifitas pasien mengatasi cedera saraf tulang belakang.
“Sebuah prostesis saraf dapat menggantikan fungsi yang hilang seperti prostesis lengan atau kaki,” papar Wawan.
Baca juga: Belajar dari Kondisi Laura Anna Sebelum Meninggal, Apa Itu Spinal Cord Injury?