Salah satu kontribusi pendidikan NU dalam rangka membangun moral bangsa adalah menghasilkan output yang berkarakter, berintegritas, patriotik, dan memiliki keberpihakan kepada kelompok-kelompok sosial yang rentan dan tidak memiliki akses atas sumber daya.
Keempat, memposisikan diri sebagai perekat bangsa. Salah satu amanah pendidikan adalah menjadikannya sebagai universitas yang terus-menerus menyemai dan merajut semangat kebangsaan. Semangat perekat bangsa ini semakin lama semakin memiliki relevansi sosial dan intelektual.
Indonesia bangsa majemuk, terdiri dari ribuan pulau, memiliki keanekaragaman bahasa, tradisi, adat istiadat, dan kultur. Anugerah tersebut saat ini menghadapi tiga tantangan sekaligus, yaitu globalisme, etnonasionalisme, dan fundamentalisme.
Salah satu cara untuk menerjemahkan mandat tersebut adalah melalui penerimaan santri, siswa, atau mahasiswa dari seluruh pelosok Tanah Air. Santri, siswa, dan mahasiswa tidak dikonsentrasikan untuk penduduk Jawa tetapi penjuru Tanah Air harus terwakili. Pendidikan NU menjadi taman intelektual muda Nusantara, juga membangun kerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengirimkan kadernya menempuh pendidikan di lingkungan pendidikan NU.
Dengan demikian, pendidikan NU menjadi miniatur Indonesia, tempat di mana semua anak bangsa berkesempatan secara luas saling mengenal dan memahami, terbuka dan dialogis terhadap perbedaan, saling memberi dan menerima, yang dari sanalah fondasi dasar-dasar hidup berbangsa yang multikultural terbentuk dan tersemai.
Kelima, melakukan pendekatan sosio-kultural. Pendidikan NU harus memilih roh dan semangat untuk mengakar dan mengikatkan diri pada nilai dan spirit, antara lain nilai-nilai Islam Nusantara. Pendidikan NU mengemban keyakinan kepercayaan bangsa Indonesia untuk melaksanakan amanah agar tidak melupakan nilai-nilai kebangsaan, jiwa sosial, budaya bangsa, dan kearifan lokal. Usaha pendidikan NU untuk menjadi institusi berkelas bertaraf internasional bukan alasan untuk melupakan akar dan nilai budaya bangsa.
Arus globalisai yang menggerus dan berusaha menyeragamkan kekhasan bangsa menjadi “satu bahasa dan satu cita rasa” yang bersifat global harus diakui sebagai ancaman bagi keberlanjutan dan persemaian nilai-nilai keindonesiaan.
Keenam, memperhatikan kesejahteraan sivitas akademik. Pendidikan di lingkungan NU harus berjalan sedemikian rupa untuk mensejahterakan sivitas akademiknya. Terpenuhinya hal tersebut memungkinkan pendidikan NU menjadi tumpuan masa depan warga yang mengabdi dan menghidupinya. Dengan itu, civitas akademik pendidikan NU bisa bekerja secara kreatif, tenang, dan sepenuh hati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.