“Saat ini secara umum PCR harus dilakukan. Saat kedatangan sudah benar harus negatif, tapi masa karantina itu yang masih ditarik ulur. Dengan adanya varian yang sangat serius ini, dan berpotensi membuat ledakan baru dunia, saya tidak bicara ledakan tiga Indonesia, ini ledakan dunia ya. Tujuh hari karantina sangat wajib,” papar Dicky.
“Karena tes PCR bukan saat kedatangan atau 2-3 hari sebelum bepergian, tapi hari ke 5-6 dari masa karantina,” lanjut dia.
Sementara itu, di dalam negeri dapat diterapkan rapid tes antigen untuk perjalanan jarak jauh.
“Cukup rapid tes antigen, karena itu masih efektif,” kata Dicky.
Dicky juga menekankan, cakupan vaksinasi harus diperluas dan dipercepat. Vaksinasi terbukti efektif walaupun efektifnya mencegah keparahan dan kematian.
“Harus kita kejar dosis vaksin, dua dosis setidaknya. Urgensi booster untuk kelompok berisiko harus cepat dilakukan di awal tahun, termasuk vaksinasi untuk anak-anak. Harus segera, setara merata,” kata Dicky.
Dicky menambahkan, langkah pemerintah untuk menerapkan pembatasan-pembatasan bertingkat sudah tepat.
“Pemerintah sudah benar menerapkan PPKM bertingkat. Natal dan Tahun Baru dilakukan pembatasan, sudah betul. Namun, yang harus dilakukan lebih giat lagi adalah vaksinasi,” kata dia.
Selain itu, tetap harus ditingkatkan 3T (testing, tracing, treatment) dan protokol kesehatan 5M secara ketat.
“Kabar baiknya tidak usah panik berlebihan, karena vaksin masih efektif. Kombinasi (3T, 5M, vaksinasi) juga sangat efektif. Tapi PR-nya, pengabaian harus dihindari,” ujar Dicky.