Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengkritisi Konten-konten Nir-empati Pascakecelakaan Vanessa Angel

Kompas.com - 11/11/2021, 07:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Sebagian dari kita berkampanye tentang perilaku etis, untuk tidak menyebarkan foto bencana yang tak empatik, dan tidak selfi di tempat-tempat bencana. Tapi ini perlu waktu untuk menjadi norma etis yang diterima luas," ujar Dodi.

Baca juga: [HOAKS] Video Detik-detik Kecelakaan Vanessa Angel

Tidak ada pendidikan empati dan etika

Sementara itu, pengamat media sosial dan founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, berpendapat, ketiadaan pendidikan etika dan empati menyebabkan banyak content creator tidak memperhatikan aspek-aspek tersebut saat memproduksi sebuah konten.

Hal tersebut diperparah dengan target audiens mereka, yang juga sama-sama tidak mendapatkan pengetahuan mengenai hal tersebut.

Sehingga, kata Ismail, mereka tidak memiliki kemampuan untuk menolak atau menyaring konten yang bertentangan secara etika.

"Kita kan memang tidak diajari soal etika. Enggak ada pelajaran tentang etika siber, orang Indonesia enggak belajar soal itu. Mulai dari, apa sih yang etis dan tidak etis, kita enggak belajar tentang itu," kata Fahmi saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/11/2021).

Fahmi mengatakan, kebanyakan warganet Indonesia, termasuk para pembuat konten, kurang memahami tentang nilai-nilai privasi yang dimiliki oleh seseorang.

"Kita enggak ada izin-izin begitu. Langsung saja jepret. Umumnya merasa 'Ini HP, HP saya, konten-konten saya, ya upload saja' meskipun itu melanggar privasi orang lain," ujar Fahmi.

Apalagi, jika konten yang mereka buat berpotensi mengundang traffic dalam jumlah besar, batas-batas privasi itu semakin tidak ada artinya lagi.

Fahmi mengatakan, sorotan warganet terhadap konten-konten minim empati dan etika pasca-kematian Vanessa menunjukkan bahwa nilai-nilai moral dan pemahaman mengenai literasi digital perlu diajarkan melalui pendidikan formal.

Jika edukasi tidak dilakukan, konten-konten nir-empati akan terus bermunculan setiap terjadi suatu peristiwa sensasional di masa mendatang.

"Memang enggak akan cepat. Tapi kalau dimulai dengan edukasi itu, suatu saat kita akan menjadi lebih baik," kata Fahmi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com