Djoko menuturkan, pemerintah juga perlu mengaktifkan kembali Direktorat Keselamatan Transportasi Darat yang telah ditiadakan di Kementerian Perhubungan sejak dua tahun lalu.
Sebab, menurut Djoko peniadaan direktorat tersebut berdampak pada minimnya program dan anggaran untuk keselamatan di sektor transportasi darat.
"Padahal urusan keselamatan transportasi darat belum menunjukkan keberhasilan yang berarti dalam hal menurunkan angka kecelakaan lalu lintas," ujarnya.
"Tingkat fatalitas masih cukup tinggi. Kesadaran masyarakat akan keselamatan lalu lintas juga masih rendah. Jika meninggal akibat kecelakaan lalu lintas dianggap takdir," sambungnya.
Ia menjelaskan, angka kecelakaan lalu lintas tidak pernah turun drastis, sedangkan institusi yang fokus mengurusi keselamatan justru dihilangkan.
Baca juga: Perkembangan Kasus Kecelakaan Vanessa Angel: Kronologi hingga Pemeriksaan Polisi
Selain itu, Djoko menyebut pemerintah juga perlu mewajibkan destinasi wisata dan penginapan untuk menyediakan tempat istirahat yang memadai bagi pengemudi bus wisata.
Menurutnya, masih banyak tempat wisata yang belum menyediakan tempat istirahat bagi pengemudi bus wisata, karena tidak ada kewajiban.
"Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif perlu membuat peraturan yang mewajibkan setiap tempat wisata menyediakan tempat istirahata bagi pengemudi bus wisata," kata Djoko.
Dikutip dari Kompas.com, 12 Januari 2021, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan bahaya sopir mengantuk saat mengemudi.
Menurut Jusri, mengantuk saat mengemudi sama berbahayanya dengan berkendara dalam kondisi mabuk.
"Sebab, otak terlambat memberikan tanggapan akan tangkapan indera kita. Ketika dalam kondisi berkendara, tidak fokus selama beberapa detik saja bisa berakibat fatal," kata Jusri.
Dia menjelaskan, kondisi tertidur sekejap yang dapat dialami para pengemudi di jalan adalah gejala microsleep.
"Microsleep itu keaadaan badan tertidur hanya sesaat. Mungkin sekitar 1 sampai 30 detik. Bisa juga saat mata terbuka, saat tengah berkendara. Ini tentu berbahaya," kata dia.
Baca juga: Catat, Mengemudi di Jalan Tol Paling Rentan Terkena Microsleep
(Sumber: Kompas.com/Aprida Mega Nanda, Muhammad Fathan Radityasani, Jawahir Gustav Rizal | Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang, Agung Kurniawan, Azwar Ferdian, Rendika Ferri Kurniawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.