"Antara kejadian gempa utama dan gempa susulan hanya berselang singkat sekitar 4 menit," ujar Daryono.
Menurut dia, kencangnya guncangan gempa membuat banyak warga yang terbangun dari tidur dan lari berhamburan ke luar rumah.
Menurut laporan BMKG, gempa ini menimbulkan kerusakan bangunan rumah di berbagai tempat di Kabupaten Karangasem dan sekitarnya.
Daryono mengatakan, gempa yang terasa di Kecamatan Rendang, Karangasem, juga memicu dampak ikutan (collateral hazard) seperti longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rockfall) di beberapa tempat.
"Di kawasan pegunungan yang terdapat perbukitan dan tebing curam, dampak ikutan gempa kuat berupa longsoran dan runtuhan batu lazim terjadi. Efek topografi semacam ini patut diwaspadai saat dan pasca gempa," ujar dia.
Dampak ikutan yang dipicu gempa ini dilaporkan menyebabkan korban jiwa akibat tertimbun tanah longsor di Desa Trunyan, Kintamani, Bali.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/10/2021) pukul 08.55 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem menyebutkan, satu warga meninggal dunia.
Sementara, Tim Basarnas masih melakukan evakuasi korban dari reruntuhan bangunan. Ada 7 warga mengalami luka berat.
Mereka yang luka-luka telah dievakuasi ke puskesmas terdekat dan RSUD Karangasem.
Di wilayah Kabupaten Bangli, 2 warga meninggal dunia dan telah dievakuasi ke puskesmas setempat.
Dengan demikian, total korban yang meninggal dunia sampai saat ini berjumlah 3 orang.
BPBD Kabupaten Karangasem dan Bangli masih melakukan pemutakhiran data di lokasi kejadian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.