KOMPAS.com - Cuitan mengenai penggunaan tawas untuk deodoran disebut dapat memicu kanker, ramai diperbincangkan di media sosial, Minggu (12/9/2021).
Adapun informasi itu diunggah oleh akun Twitter @ohmybeautybank.
"Beneran gaboleh kah tawas?trus pake apa dong kalian deodorannya?(yg organik yaa)soalnya aku lagi nyari deodoran organik tp rata rata bahannya kan tawas," tulis pengunggah dalam twit.
Beneran gaboleh kah tawas?trus pake apa dong kalian deodorannya?(yg organik yaa)soalnya aku lagi nyari deodoran organik tp rata rata bahannya kan tawas [bb] pic.twitter.com/cpDZYt6SVn
— ? WHITELAB TONER x OMBB GIVEAWAY ???? (@ohmybeautybank) September 12, 2021
Lantas, benarkah penggunaan deodoran dari tawas dapat memicu kanker?
Baca juga: Dibuka Lagi, Ini Syarat Masuk Bioskop di Wilayah PPKM Level 2 dan 3
Menanggapi hal itu, Dokter spesialis kulit RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto dr Ismiralda Oke Putranti SpKK mengatakan, kandungan pada tawas yang disebut lebih berisiko menyebabkan kanker.
Kandungan tersebut adalah antiprespirant (aluminium chloride atau aluminium zirconium).
"Yang harus diingat tawas tidak menghambat produksi keringat karena tawas bukan antiprespirant (aluminum chloride atau aluminum zirconium) yang memang bekerja menghambat produksi dengan cara menutup muara kelenjar keringat," ujar Oke saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/9/2021).
Menurut dia, antiprespirant ternyata yang dikatakan lebih berisiko terkait dengan kanker (terutama Kanker payudara, karena aluminium chloride dan aluminium zirconium mirip dengan hormon esterogen).
Namun, hingga kini belum ada bukti penelitian secara ilmiah.
Baca juga: Tanggapan Kemenkes soal Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Tak Terpakai di Aceh
Oke menjelaskan bahwa tawas atau dalam bahasa ilmiah adalah aluminium kalium sulfate adalah bahan yang sejak dulu dipercaya dan dikaji secara ilmiah memiliki manfaat.
Salah satunya digunakan untuk bahan deodoran yang menghilangkan bau badan.
Ia menambahkan, bau badan yang timbul akibat adanya pertumbuhan bakteri yang meningkat pada produksi keringat yang berlebihan.
"Tawas bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bau badan," ujar Oke.
"Bahan ini relatif memberi banyak keuntungan karena relatif aman karena bersifat hipoalergenik, murah dan mudah didapat, tapi tawas tidak berarti tidak menimbulkan risiko, pada beberapa orang dapat timbul reaksi iritasi hingga reaksi alergi," lanjut dia.
Untuk penggunaanya, tawas dinilai relatif aman jika digunakan sendiri.