Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Tawas untuk Deodoran Disebut Picu Kanker, Ini Penjelasan Dokter

Adapun informasi itu diunggah oleh akun Twitter @ohmybeautybank.

"Beneran gaboleh kah tawas?trus pake apa dong kalian deodorannya?(yg organik yaa)soalnya aku lagi nyari deodoran organik tp rata rata bahannya kan tawas," tulis pengunggah dalam twit.

Penjelasan dokter

Menanggapi hal itu, Dokter spesialis kulit RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto dr Ismiralda Oke Putranti SpKK mengatakan, kandungan pada tawas yang disebut lebih berisiko menyebabkan kanker.

Kandungan tersebut adalah antiprespirant (aluminium chloride atau aluminium zirconium).

"Yang harus diingat tawas tidak menghambat produksi keringat karena tawas bukan antiprespirant (aluminum chloride atau aluminum zirconium) yang memang bekerja menghambat produksi dengan cara menutup muara kelenjar keringat," ujar Oke saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/9/2021).

Menurut dia, antiprespirant ternyata yang dikatakan lebih berisiko terkait dengan kanker (terutama Kanker payudara, karena aluminium chloride dan aluminium zirconium mirip dengan hormon esterogen).

Namun, hingga kini belum ada bukti penelitian secara ilmiah.

Apa itu tawas?

Oke menjelaskan bahwa tawas atau dalam bahasa ilmiah adalah aluminium kalium sulfate adalah bahan yang sejak dulu dipercaya dan dikaji secara ilmiah memiliki manfaat.

Salah satunya digunakan untuk bahan deodoran yang menghilangkan bau badan.

Ia menambahkan, bau badan yang timbul akibat adanya pertumbuhan bakteri yang meningkat pada produksi keringat yang berlebihan.

"Tawas bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bau badan," ujar Oke.

"Bahan ini relatif memberi banyak keuntungan karena relatif aman karena bersifat hipoalergenik, murah dan mudah didapat, tapi tawas tidak berarti tidak menimbulkan risiko, pada beberapa orang dapat timbul reaksi iritasi hingga reaksi alergi," lanjut dia.

Untuk penggunaanya, tawas dinilai relatif aman jika digunakan sendiri.

Akan tetapi, tawas seringkali dikemas dengan bahan-bahan tertentu seperti parabean, propilen glikol, parfum, dan lainnya.

Oke mengungkapkan, bahan parabean ini yang pada beberapa literatur ilmiah dapat menimbulkan risiko kanker.

Tips aman pemakaian tawas

Di sisi lain, agar dapat manfaat dari tawas, Anda dapat menggunakan bahan ini secara rutin secukupnya saja atau 2 kali sehari setelah mandi.

"Hentikan pemakaian jika terjadi tanda-tanda iritasi seperti lemerahan, rasa panas terbakar dan gatal," ujar Oke.

Sebagai catatan, jika tawas dalam bentuk produk yang sudah dikemas sebagai produk, gunakan sesuai dengan aturan pemakaiannya.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/14/200000665/ramai-soal-tawas-untuk-deodoran-disebut-picu-kanker-ini-penjelasan-dokter

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke