Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Tawas untuk Deodoran Disebut Picu Kanker, Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 14/09/2021, 20:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cuitan mengenai penggunaan tawas untuk deodoran disebut dapat memicu kanker, ramai diperbincangkan di media sosial, Minggu (12/9/2021).

Adapun informasi itu diunggah oleh akun Twitter @ohmybeautybank.

"Beneran gaboleh kah tawas?trus pake apa dong kalian deodorannya?(yg organik yaa)soalnya aku lagi nyari deodoran organik tp rata rata bahannya kan tawas," tulis pengunggah dalam twit.

Lantas, benarkah penggunaan deodoran dari tawas dapat memicu kanker?

Baca juga: Dibuka Lagi, Ini Syarat Masuk Bioskop di Wilayah PPKM Level 2 dan 3

Penjelasan dokter

Menanggapi hal itu, Dokter spesialis kulit RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto dr Ismiralda Oke Putranti SpKK mengatakan, kandungan pada tawas yang disebut lebih berisiko menyebabkan kanker.

Kandungan tersebut adalah antiprespirant (aluminium chloride atau aluminium zirconium).

"Yang harus diingat tawas tidak menghambat produksi keringat karena tawas bukan antiprespirant (aluminum chloride atau aluminum zirconium) yang memang bekerja menghambat produksi dengan cara menutup muara kelenjar keringat," ujar Oke saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/9/2021).

Menurut dia, antiprespirant ternyata yang dikatakan lebih berisiko terkait dengan kanker (terutama Kanker payudara, karena aluminium chloride dan aluminium zirconium mirip dengan hormon esterogen).

Namun, hingga kini belum ada bukti penelitian secara ilmiah.

Baca juga: Tanggapan Kemenkes soal Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Tak Terpakai di Aceh

Apa itu tawas?

Oke menjelaskan bahwa tawas atau dalam bahasa ilmiah adalah aluminium kalium sulfate adalah bahan yang sejak dulu dipercaya dan dikaji secara ilmiah memiliki manfaat.

Salah satunya digunakan untuk bahan deodoran yang menghilangkan bau badan.

Ia menambahkan, bau badan yang timbul akibat adanya pertumbuhan bakteri yang meningkat pada produksi keringat yang berlebihan.

"Tawas bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bau badan," ujar Oke.

"Bahan ini relatif memberi banyak keuntungan karena relatif aman karena bersifat hipoalergenik, murah dan mudah didapat, tapi tawas tidak berarti tidak menimbulkan risiko, pada beberapa orang dapat timbul reaksi iritasi hingga reaksi alergi," lanjut dia.

Untuk penggunaanya, tawas dinilai relatif aman jika digunakan sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com