Di masa tersebut, lipstik digunakan baik oleh wanita maupun pria. Mereka yang berasal dari kalangan keluarga bangsawan akan keluar rumah dengan bibir yang merah dan ranum menggoda.
Baca juga: Sejarah Es Krim dan Perkembangan Variannya dari Tahun ke Tahun
Di masa kuno tersebut pigmen warna masih sangat alami, diambil dari cairan serangga, mineral, bunga, juga pigmen kayu-kayuan.
Namun, lipstik mengalami perkembangan yang tak berhenti di satu titik saja. Bahan-bahan dasar pembuatan lipstik terus berubah seiring perkembangan pengetahuan manusia.
Di awal abad ke-19, para ilmuwan yang bergerak di bidang kecantikan mulai membuat lipstik dari bahan lilin, minyak alami, dan petroleum.
Lipstik pun makin kompleks. Tak hanya bertugas memerahkan bibir, tetapi juga bertugas melembutkan dan menyehatkan kulit bibir.
Selain itu, lipstik juga direkayasa menjadi produk kecantikan yang dilengkapi bahan-bahan pengawet yang membuat lipstik bisa tahan terhadap berbagai cuaca.
Selain perkembangan dari bahan-bahan dasar pembuatannya, kemasan lipstik pun mengalami perkembangan yang dinamis.
Jika dulu lipstik kuno diletakkan dalam mangkuk-mangkuk kecil, kini lipstik sudah tampil efektif dalam tabung kecil yang mudah diaplikasikan tanpa membuat jari jemari tangan berisiko terkena pigmen warna.
Baca juga: Sejarah Meditasi, Asal Mula dan Berbagai Manfaatnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.