Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta: Daging Kambing Picu Darah Tinggi atau Hipertensi?

Kompas.com - 20/07/2021, 14:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

 

Terlebih lagi, mengolah daging dengan cara-cara tersebut membutuhkan banyak minyak goreng, mentega, atau margarin, yang akan berubah menjadi lemak yang kemudian diserap oleh daging.

Selain itu, suhu panas ketika menggoreng atau memanggang dapat membuat kandungan air di dalam daging menguap hilang dan digantikan oleh lemak dari minyak.

Lemak yang terserap di daging inilah yang akhirnya menyebabkan makanan yang tadinya mengandung rendah kalori menjadi tinggi kalori.

Sodium dan santan

Peningkatan kalori pada daging kambing setelah dimasak bahkan bisa mencapai 64 persen dari kalori sebelumnya.

Padahal, asupan tinggi kalori dalam tubuh akan diubah menjadi lemak.

Lemak tersebut lama-kelamaan bisa menumpuk di pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah.

Di samping itu, penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak daging kambing juga secara tidak langsung dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi.

Bumbu penyedap seperti kecap, garam, dan MSG, cenderung mengandung sodium tinggi dan pengawet yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi jika dikonsumsi berlebihan.

Baca juga: Resep Gulai Kambing Tanpa Santan untuk Hidangan Idul Adha

Tak hanya itu, daging kambing juga sering diolah menjadi makanan bersantan, seperti gulai kambing, kari kambing, maupun rendang kambing.

Santan secara alami tidak mengandung kolesterol, namun takaran konsumsinya juga harus diwaspadai karena kandungan lemak jenuh pada santan yang tergolong cukup tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com