Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabung Oksigen hingga Obat Palsu, Penipu di India Merajalela saat Wabah Covid-19

Kompas.com - 04/06/2021, 20:10 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Neraka virus corona telah memberi keuntungan bagi pasukan penipu di India.

Penipuan ini berupa obat-obatan palsu, alat pemadam kebakaran yang disamarkan sebagai tabung oksigen, hingga alat pelindung diri (APD) daur ulang.

Seorang warga bernama Chandrakant bulan lalu meninggal dunia, terengah-engah di rumahnya, setelah tabung oksigen yang mereka beli seharga 200 dollar AS di internet tak pernah tiba.

"Kami mati-matian berusaha mencari tempat tidur rumah sakit selama seminggu. Dua rumah sakit swasta meminta satu juta rupee (13.800 dollar AS) kepada kami di muka," kata istri Chandrakant, Komal Taneja, dikutip dari AFP.

"Kemudian kami menemukan kontak online yang menjanjikan pengiriman tabung oksigen dalam waktu satu jam setelah melakukan pembayaran 15.000 rupee (200 dollar AS). Ketika kami melakukannya, mereka meminta lebih banyak uang, kemudian berhenti merespons," tutur dia.

Chandrakant yang bekerja di pasar saham meninggal pada 1 Mei, meninggalkan istrinya yang merupakan ibu rumah tangga dan sedang merawat orang tuanya yang sakit.

Baca juga: Setelah Jamur Hitam dan Putih, Muncul Jamur Aspergillosis di India, Apa Itu?

India memiliki sejarah panjang penipuan yang berani menipu orang-orang biasa, termasuk di luar negaranya.

Hanya dalam satu kasus biasa pada Desember lalu, polisi menggerebek call center yang diduga menipu 4.500 orang Amerika dengan hasil 14 juta dollar AS.

Dengan menyamar sebagai pejabat AS, mereka memberi tahu para korban bahwa rekening bank mereka digunakan oleh kartel narkoba dan bahwa satu-satunya pilihan adalah mengubah aset mereka menjadi bitcoin.

Penyelidik mengatakan, banyak penipu telah mengalihkan perhatian mereka untuk menipu pasien dan kerabat Covid-19 yang putus asa ketika terjadi lonjakan kasus.

Seorang eksekutif perusahaan swasta di Noida bernama Narang mengatakan, ia menjadi korban penipuan ketika sedang mati-matian mencari konsentrator oksigen untuk temannya yang sakit.

"Saya menemukan informasi pemasok yang terlihat asli, bahkan memiliki katalog dengan model yang berbeda. Harganya juga kompetitif," jelas Narang.

"Saya berbicara dengan seseorang di telepon. Ia meminta sekitar 45.000 rupee dalam dua kali angsuran. Saya yakin itu asli dan bahkan merekomendasikan pemasok ini ke kenalan lain," sambung dia.

Namun, barang itu tak pernah tiba.

Baca juga: Lockdown di Ibu Kota India, New Delhi, Diperpanjang hingga 7 Juni 2021

Polisi selidiki 600 kasus penipuan

Kasus penipuan konsentrator oksigen tersebut hanya satu dari setidaknya 600 penyelidikan yang diluncurkan oleh polisi di New Delhi dalam beberapa pekan terkahir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com