Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Kasus Flu Burung H10N3 pada Manusia di China, Ini Cara Penularan dan Gejalanya

Kompas.com - 02/06/2021, 14:15 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus flu burung H10N3 muncul di China dan menginfeksi satu orang di negara itu. 

Diketahui, seorang pria berusia 41 tahun di Provinsi Jiangsu, Barat Laut Shanghai, China dilaporkan terjangkit virus flu burung H10N3.

Ini adalah kasus pertama di dunia penularan virus flu burung pada manusia. Sebelumnya penularan virus flu burung dari hewan ke manusia disebut relatif jarang terjadi.

Melansir AP News, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pria itu telah dirawat di rumah sakit sejak 28 April 2021. Sejauh ini belum ada kasus H10N3 pada manusia lain yang dilaporkan.

Baca juga: China Laporkan Kasus Pertama Flu Burung H10N3 pada Manusia

Pada Selasa (1/6/2021), pemerintah setempat mengatakan risiko penyebaran skala besar virus H10N3 pada manusia masih rendah.

Tentang virus flu burung H10N3

Berbeda dengan virus corona, terdapat sistem pengawasan influenza global yang memantau kasus flu burung pada manusia.

Pengawasan ini dilakukan sejak jenis H5N1 muncul pada akhir 1990-an di pasar unggas di Hong Kong.

Kemudian, pada 2013 dan 2017, virus flu burung lain muncul dan menginfeksi lebih dari 1.500 orang di China melalui kontak dekat dengan ayam yang terinfeksi. Virus itu bernama H7N9.

Dengan sejarah itu, pihak berwenang tidak terkejut melihat sesekali kasus berbagai jenis flu burung pada manusia dan mereka memantau dengan cermat tanda-tanda penyebaran di antara manusia.

Melansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, jenis flu burung H10N3 merupakan virus yang paling umum terjadi pada burung air liar di seluruh dunia dan dapat menginfeksi unggas domestik serta spesies burung dan hewan lainnya.

Virus ini biasanya tidak menginfeksi manusia, tetapi CDC mengatakan infeksi silang memang bisa terjadi.

Baca juga: Kasus Pertama Flu Burung H10N3 Terdeteksi di China, Bagaimana Penyebarannya?

 

Proses penularan

Proses penularan virus H10N3 terjadi akibat penularan dari hewan ke manusia.

Mengutip Prevention.com, burung yang terinfeksi mengeluarkan virus flu burung melalui air liur, lendir, dan kotoran mereka.

Kemudian, manusia dapat terinfeksi ketika cukup banyak virus masuk ke mata, hidung, atau mulut, atau terhirup dari tetesan atau debu yang terinfeksi.

Gejala

CDC mengidentifikasi tanda dan gejala peyakit akibat flu burung atau infeksi virus avian influenza A.

Terdapat gejala ringan sampai berat, meliputi:

  • Penyakit influenza, seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, dan nyeri otot
  • Mual
  • Sakit perut
  • Siare
  • Muntah
  • Penyakit pernapasan yang parah, seperti sesak napas, kesulitan bernapas, pneumonia, gangguan pernapasan akut, pneumonia virus, dan gagal pernapasan
  • Perubahan neurologis, seperti perubahan status mental dan kejang
  • Keterlibatan sistem organ lain.

Baca juga: Sejarah Infeksi Flu Burung pada Manusia

Adapun diagnosis dari avian influenza Infeksi virus pada manusia tidak dapat diidentifikasi dengan tanda dan gejala klinis saja.

Perlu ada pemeriksaan laboratorium, dengan mengambil swab dari saluran pernapasan bagian atas (hidung atau tenggorokan) orang yang sakit.

Spesimen kemudian dikirim ke laboratorium khusus. Bagi beberapa pasien yang tidak lagi sakit parah atau yang telah sembuh total, mungkin sulit untuk mendeteksi virus flu burung dalam spesimen.

Selain itu, diperlukan waktu beberapa minggu untuk memverifikasi hasilnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Merebak Flu Burung, Hong Kong Musnahkan 1,2 Juta Ekor Ayam

 

Pencegahan dan pengobatan

Sebagian besar infeksi manusia dengan virus flu burung A terjadi setelah kontak langsung atau dekat dengan unggas yang terinfeksi.

CDC menyarankan, cara terbaik untuk mencegah infeksi virus flu burung A adalah dengan menghindari sumber virus.

Sementara, orang yang pernah kontak dengan unggas yang terinfeksi dapat diberi obat antivirus influenza untuk pencegahan.

Ketika digunakan untuk mencegah influenza musiman, obat antivirus dinilai efektif 70 persen sampai 90 persen.

Baca juga: INFOGRAFIK: Catat, Jadwal Pemblokiran Kartu ATM Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BCA

Sejauh ini, CDC merekomendasikan inhibitor neuraminidase untuk pengobatan infeksi manusia dengan virus flu burung A.

CDC juga telah menerbitkan panduan bagi para profesional dan laboratorium untuk menangani flu burung.

Termasuk panduan penggunaan obat antivirus untuk pengobatan infeksi manusia dengan virus influenza baru yang terkait dengan penyakit parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com