Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Idul Fitri, Ketidakpatuhan dan Lingkaran Kekuasaan

Kompas.com - 11/05/2021, 09:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saat Idul Fitri, tidak bersalaman dengan para pendatang meskipun dia kerabat atau keluarga dekat adalah langkah pencegahan yang mujarab. Data acak 4 dari 6 pelaku perjalanan positif Covid-19 kita jadikan acuan kehati-hatian.

Selain tidak salaman, jangan lelah menerapkan disiplin protokol kesehatan. Selalui memakai masker secara benar, menghindari kerumunan dan senantiasa menjaga jarak aman agar tidak tertular virus dari droplet.     

Pengalaman yang dialami India April lalu yang berlarut-larut sampai hari ini setidaknya dapat kita jadikan pegangan untuk pencegahan.

Perasaan lebih aman karena pengendalian Covid-19 di India membuat situasi berangsur-angsur normal. Pernikahan digelar dengan undangan ratusan orang tanpa protokol kesehatan.

Pasar tradisional ramai dan membeludak. Demonstrasi dilakukan di jalan-jalan diikuti ribuan orang. Sekitar satu juta orang hadir bersamaan dalam mandi massal untuk acara keagamaan. Semua dilakukan tanpa protokol kesehatan.

Hasilnya, tsunami Covid-19 terjadi di India 15 hari kemudian. Data positif Covid-19 dan korban meninggal selama setahun di India langsung dilampaui dalam waktu 15 hari saja. Layanan kesehatan dan kematian tumbang.

Keteledoran menjadi penyebab gelombang kedua di India lebih mematikan. Selain karena varian virus baru, skala penyebaran lantaran masyarakat sebelumnya merasa aman lantas tidak patuh menjadi ancaman mematikan.

Warga berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (11/5/2021). Meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19, pasar tradisional hingga pasar swalayan ramai dipadati pengunjung yang hendak berbelanja berbagai kebutuhan untuk Lebaran.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (11/5/2021). Meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19, pasar tradisional hingga pasar swalayan ramai dipadati pengunjung yang hendak berbelanja berbagai kebutuhan untuk Lebaran.
Kita punya potensi yang sama dengan India karena tanda-tandanya nyata. Keteledoran bukan khas India tetapi kita juga mewarisinya. Varian baru virus juga sudah masuk ke Indoensia.

Ketidakpatuhan atas banyak hal dengan berbagai alasan juga kita jumpai di banyak tempat dengan beragam skala.

Ketidakpatuhan warga pada otoritas adalah tanda bahaya untuk pemegang kekuasaan sejatinya.

Kepekaan melihat tanda-tanda ini perlu dipertajam bukan malah dipertumpul oleh hadirnya banyaknya ring atau lingkaran pada kekuasaan yang membuat pemilik otoritas justru imun.

Imun memang bagus, tetapi tidak untuk situasi seperti saat ini yang justru membutuhkan kepekaan-kepekaan.

Tangkapan layar YouTube Kementerian Perdagangan saat pidato Presiden Jokowi menyebut Bipang Ambawangscreenshoot Tangkapan layar YouTube Kementerian Perdagangan saat pidato Presiden Jokowi menyebut Bipang Ambawang
Oya, soal kepekaan dan lingkaran pada kekuasaan, saya jadi ingat soal Bipang Ambawang.

Tanpa peran lingkaran pada kekuasaan yang menari-nari ke sana dan ke sini dan cenderung salah arah, saya tidak tahu apa itu Bipang Ambawang.

Semoga salah arah tidak terus-teruskan dan segera bisa putar balik tanpa perlu dipaksa di jalan-jalan seperti layaknya para pemudik.

Salam putar balik, 

Wisnu Nugroho

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan 'Junk Food'

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan "Junk Food"

Tren
Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com