Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tips Kunci Menanam Porang

Kompas.com - 20/04/2021, 13:25 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Untuk pengendalian hama dan penyakit, sebaiknya dilakukan jika telah diketahui penyebab dengan benar termasuk hama dan penyakit utamanya.

“Pada umumnya tidak diperlukan tindakan pengendalian hama dan penyakit,” ujar Yuliantoro.

Saat ini, penyakit utama pada porang adalah bercak Cercospora sp. dan Sclerotium rolfsii, merupakan patogen tular tanah yang tidak bersifat endemi sehingga bisa dikendalikan secara preventif dan lokalisir.

Selain itu kegiatan pendangiran juga diperlukan dan menumpuk tanah di batang porang juga diperlukan untuk menutup sekaligus aerasi.

“Saat ini di pasaran beredar banyak sekali promosi pupuk dan pestisida untuk digunakan di tanaman porang. Butuh kehati-hatian untuk menghindari input yang tidak bermanfaat,” kata dia.

Pupuk kompos, campuran kotoran hewan dan sisa tumbuhan memiliki kandungan hara yang lebih lengkap dalam jumlah sedikit, sehingga butuh lebih banyak saat digunakan.

7. Panen

Tanaman porang bisa dipanen saat memasuki masa dormasi (meripah) sekitar bulan Maret – Juni bisa juga hingga Juli.

Apabila memakai benih katak, maka berikut musim panennya:

  • Musim pertama, petani bisa memanen katak (4-6 katak per tanaman)
  • Musim kedua, kembali memanen katak (16-20 katak per tanaman)
  • Musim ketiga, kembali memanen katak (30-50 katak per tanaman).

Untuk pemanenan umbi berbasis budidaya petani porang di Desa Klangon, Yuliantoro mengatakan, panen dilakukan hanya pada umbi porang berukuran minimal 2-3 kg/umbi.

Dengan demikian, potensi hasil hanya sekitar 10-15 ton per hektar dan umbi kecil tetap dibiarkan di lahan untuk dipanen pada musim berikutnya.

Menurut Yuliantoro, hal ini berbeda dengan panen di budidaya porang pada lahan terbuka. Di lahan terbuka, umbi dipanen semuanya sehingga hasil panen bisa mencapai 40-60 ton per hektar.

Akan tetapi, jika memilih dengan cara ini, petani harus melakukan penanaman kembali.

Tips lain

Jika melakukan budidaya porang di lahan terbuka dan terlepas dari agroekosistem aslinya, sebaiknya berhati-hati saat memilih benih terutama benih dalam polybag.

Selain mahal, benih dalam polybag mempunyai risiko gagal sangat tinggi.

Diingatkan pula untuk berhati-hati dengan masalah modifikasi mikro dan mikroklimat khususnya suplai air dan naungan khususnya di dataran rendah di bawah 600 mdpl.

Baca juga: Bikin Petani Madiun Untung Ratusan Juta, Apa Keistimewaan Tanaman Porang?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Tanaman Porang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com